Slogan 3M (melindungi, mengayomi, dan melayani masyarakat) cuma sebatas template. Gimana warganya mau lapor, baru mau masuk gedungnya aja udah mikir akibat tarif parkirnya mahal.
* Â Â Â * Â Â Â *
KRITIK tanpa solusi itu hanya omong kosong.
Pemerintah yang merupakan perwakilan negara, termasuk Polri harus mau menerima kritik. Secara, mereka digaji dari pajak yang dibayarkan seluruh rakyat Indonesia.
Di sisi lain, sebagai bagian dari masyarakat, saya wajib untuk memberi kritik. Tentu, masukan dan pendapat yang membangun. Alias, konstruktif.
Bukan malah destruktif. Alias, sekadar ujaran kebencian saja.
Sebagai bloger, tentu saya kerap menyuarakan kritik lewat tulisan atau unggahan di media sosial. Diterima atau tidak oleh pihak yang bersangkutan, itu cerita lain.
Toh, saya sadar diri, cuma sekadar remahan rangginang di kaleng biskuit lebaran. Sementara, instansi yang saya kritik berada di Menara Gading.
Misalnya, terkait proyek abadi Pantura (https://www.kompasiana.com/roelly87/54f76c86a33311a8368b47fc/nangkring-bareng-kemenpu-dan-sorotan-proyek-abadi-pantura?page=all#section2).
Juga terkait TNI sebagai Paswalyur alias Pasukan Pengawal Sayur (https://www.kompasiana.com/roelly87/550def16813311842cbc6125/di-usia-tni-ke-66-ini-semoga-tidak-ada-lagi-paswalyur-pasukan-pengawal-sayur).
Mendengar keluh dan kesah dari pegawai Bea Cukai (https://www.roelly87.com/2015/11/membongkar-rahasia-bea-cukai.html).