* Â Â Â * Â Â Â *
SEBAGAI bloger, saya sudah banyak menulis artikel tentang polisi. Bahkan mencapai puluhan baik di blog pribadi, www.roelly87.com atau via Kompasiana (www.kompasiana.com/roelly87) dan di media sosial (facebook, twitter, instagram dengan username identik: @roelly87).
Artikelnya bervariasi. Ada yang baik dan buruk.
Memberi apresiasi atau kritik. Wajar.
Misalnya ini https://www.roelly87.com/2016/04/jakarta-metropolitan-police-expo-2016.html dan https://www.kompasiana.com/roelly87/552bbed46ea834027a8b45e1/pengalaman-sehari-di-mabes-polri.
Sebagai bloger, tentu saya berusaha untuk fair. Baik ya saya bilang baik. Kalo buruk ya saya katakan buruk. Sesederhana itu.
Bahkan, kritik saya pada 2013 lalu masih terpasang di fanpage facebook Divisi Humas Polri, berjudul Polisi Siap Dikritik (https://www.facebook.com/share/p/rAH6ZPbKH1Tuv1vo/?mibextid=oFDknk).
Bintang lima untuk admin FP epbi itu. Hingga kini, artikel tersebut masih utuh.
Langka banget sih momen ini. Jarang-jarang ada instansi yang mau dikritik dan bahkan tetap mencantumkan masukan masyarakat itu di laman resmi FB-nya.
Hanya, itu 11 tahun silam. Sekarang?
Bahkan, polisi justru mencari orang yang memviralkan anggotanya yang membunuh bocah di Sumatera Barat. Duh, gusti...