Dengan terburu-buru, pria itu pun sipat kuping. Gw langsung menginjak puntung rokok yang tersisa setengah batang akibat belum sempat dihisap manusia ga jelas itu.
"Huff..."
* Â Â Â * Â Â Â *
SEPEMBAKARAN hio pun berlalu. Situasi dan tensi saya mereda usai kepergian pria tersebut.
Benar-benar manusia aneh. Niatnya sih mulia, tapi caranya sungguh salah.
Ngajak boikot sambil maksa orang kerja untuk menolak orderan itu sungguh terlalu. Apalagi, urusan dapur itu sensitif.
Hanya, ya sudah lah. Malas dibahas lagi.
Intinya, saya mendukung boikot atau kampanye anti Israel. Namun, jangan sampe merugikan bangsa sendiri.
Contoh, di media sosial ada video sekelompok orang yang teriak-teriak anti Israel di resto cepat saji. Bahkan, ada yang merusak properti dan membuat keresahan warga sekitarnya.
Padahal, yang berada di lokasi itu kan karyawan yang justru tidak tahu apa-apa. Mereka sedang bekerja demi sesuap nasi untuk keluarganya.
Memangnya, kalo sampe para karyawan dipecat, para pemboikot dan pendemo mau tanggung jawab? Hello!