Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Laut China Selatan dan Tetangga yang Berisik

19 Mei 2024   01:59 Diperbarui: 19 Mei 2024   02:15 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

HEI... Sabar.

Konfrontasi merupakan opsi pamungkas. Alias, langkah terakhir jika negosiasi sudah mentok.

Yup, kita harus berdiplomasi dengan baik. Seperti adagium, "Satu musuh sudah terlalu banyak, seribu kawan sangat sedikit".

Itu berarti, kita harus berpikir secara jernih dalam menyikapi potensi konflik di Laut China Selatan. Hal tersebut yang dilakukan pemerintah dalam menyikapi situasi ini.

Salah satunya diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto dalam webinar yang diselenggarakan Indonesia Strategic and Defence Studies (ISDS) bersama Litbang Kompas pada 19 Maret lalu. Dalam kesempatan itu, Panglima TNI 2017-2021 ini menegaskan, perlu kehati-hatian dalam menangani konflik dan menyikapi dinamika situasi yang berkembang.

"Pemerintah Indonesia akan selalu mengedepankan cara-cara dialog yang damai dalam menghadapi konflik di Laut China Selatan dan tentunya mengedepankan prinsip penghormatan terhadap kedaulatan masing-masing negara," ujar Hadi.

Apa yang dikatakan pria 60 tahun ini memang beralasan. Kita, sebagai warga negara, khususnya saya pribadi, tidak boleh terpancing.

Sebab, jika emosi dalam menanggapi isu Laut China Selatan, malah ada pihak yang memancing di air keruh. Alias, justru memanfaatkan situasi yang bikin kita salah mengambil keputusan.

Itu mengapa, Hadi mengakui, dalam menyikapi potensi konflik di Laut China Selatan, pemerintah juga akan melibatkan banyak pihak. Yaitu, akademisi, think tank, dan para ahli.

Sebagai warga negara, kita pun, yaitu saya, Anda, dan kalian, juga punya suara untuk membantu pemerintah. Misalnya, kalo saya jelas, lewat tulisan di blog.

"Kita tidak ingin melihat wilayah Laut China Selatan justru dijadikan ajang proyeksi kekuatan negara major powers (negara adidaya) dan menjadi episentrum konflik. Kita harus mampu mengubah Laut China Selatan menjadi sea of peace," Hadi, menambahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun