AKHIRNYA, 14 Februari pun tiba. Pesta demokrasi yang ditunggu rakyat Indonesia ini pun berlangsung sukses.
Suatu kebanggaan bisa jadi bagian dari hajatan akbar ini. Meski, saat itu sempat diwarnai tantangan.
Mulai dari kurang tidur. Ya, saya hanya bisa tidur kurang dari dua jam jelang pencoblosan.
Maklum, saya termasuk golongan nokturnal yang berkebalikan dengan mayoritas individu lainnya. Ngojol aja tiap hari sebagai kalong: Beroperasi dari sore hingga pagi.
Pun dengan menulis di blog. Saya lebih lancar saat menuangkan ide pada dini hari ketimbang siang atau sore.
Nah, Rabu (14/2) pas bangun tidur, rumah saya kebanjiran. Waduh, pertanda apa ini?
Pun demikian ketika mengangkut kotak suara dan bilik dari kelurahan ke TPS. Hujan masih menggelayuti dengan ramah.
Kondisi TPS? Jangan tanya. Acak-acakan akibat angin kencang.
Beberapa informasi terkait pencoblosan yang ditempel basah semua. Duh...