Patung Guan Yu. Siapa yang tak mengenal tokoh dalam sejarah Cina, tepatnya pada dinasti Han di abad kedua. Dalam literatur klasik "Romance of the Three Kingdoms", Guan Yu dijuluki sebagai Dewa Perang. Sosok yang dikenal memiliki janggut indah itu melambangkan kesetiaan.
Tak heran bila saat menonton film mandarin atau Hong Kong, aku kerap melihat patung Guan Yu dengan tangan kanan memegang golok di altar persembahan di kantor polisi. Tapi, bila patung tersebut memegang golok di tangan kiri, berarti yang memujanya dari kalangan mafia, atau triad.
Jadi...
* Â Â Â * Â Â Â *
"Kamu tentu sudah mendengar perkataan mereka. Khususnya dari perempuan usilan yang mengaku sebagai suhu?" Yang Liu membuka pembicaraan saat kami menikmati indahnya suasana sore di pantai utara ibu kota.
"Aku hanya mendengarkan perkataan mereka. Mungkin masuk telinga kiri keluar telinga kanan," ucapku.
"Lalu, Kamu percaya?"
"Aku sekadar mendengarkan ucapan orang yang lebih tua. Mengenai benar atau tidak. Di dunia ini aku hanya percaya kepada Tuhan. Sebagaimana dirimu memercayai adanya Thian."
"Ini pernyataan atau pertanyaan?"
"Dua-duanya tapi juga bukan dua-duanya."
"Bagus. Kamu berkata dengan jujur meski tidak berterus terang."