Mohon tunggu...
Rio Rocky
Rio Rocky Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa semster 5 di Sekolah Tinggi Teologi Indonesia Bagian Timur di Makassar (STT INTIM MAKASSAR)

Saya menyediakan beberapa tulisan yang mungkin menurut anda menarik dan mungkin juga menurut anda tidak menarik. Jika menarik berikan saya rating, dan komentar, jika tidak menarik silahkan skip.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami dan Memaknai Adventus: "Perspektif Gereja Masehi Injili di Timor"

24 Desember 2022   12:23 Diperbarui: 24 Desember 2022   12:40 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

  SPIRITUALITAS ADVENTUS:

 Memahami dan Memaknai Adventus dari  perspektif  Gereja Masehi Injili Di Timor 

GMIT[1]

PENDAHULUAN

 

            Kesiapan menyambut kedatangan Yesus Kristus menjadi sebuag ritual yang dirayakan oleh orang percaya dalam hal ini umat kristiani. Sebelum berbicara terlampau jauh tentang kesiapan menyambut kedatangan Yesus Kristus diperlukan definisi yang kuat tentang arti kata "adventus. Jurnal Theoretical Roman Archaeology Conference yang berjudu Adventus: Conceptualising Boundary Space in the Art and Text of Early Imperial to Late Antique Romel  yang  ditulis oleh Maria Kneafsey dan dipublikasi pada enam belas maret 2016. Mengatakan bahwa:

 

            Adventus (meaning 'arrival') was an urban ceremony during which an emperor or magistrate, or, later, bishop, would approach the boundaries of a city. Here he would be formally welcomed by the city's inhabitants; in the case of Rome, during the imperial period (in this instance, before A.D. 271), this took place at the sacred boundary known as the pomerium, and in the late antique, at the gates of the Aurelian Wall (Dyson 2010: 296). The roots of the ceremony lay in the military processions of the Roman Republic, and the ceremony developed as a form of imperial expression during the Principate -- part of the pageantry of imperial life -- at which time associations with homecoming, victory, and triumph became common (Beard 2007: 323). The adventus ceremony was paralleled by the profectio, which celebrated departure from a city, usually on military campaigns (MacCormack 1981: 37).[2]

 

  Maria Kneafsey telah mendudukan pemahaman tentang arti kata adventus yang artinya 'kedatangan'. Adventus adalah upacara perkotaan di mana seorang kaisar atau hakim, atau, kemudian, uskup, akan mendekati batas kota.  Seorang raja atau kaisar yang dinantikan kedatangannya dan di sambut oleh pasukan militer, dengan segala kesiapan militer. Kemudian pada abad ke-6 orang Kristen Roma mulai menganggap adven/adventus (kedatangan) sebagai masa kedatangan Kristus sebagai hakim dunia, dalam hal ini inkarnasi melalui Yesus Kristus yang pertama yang dirayakan pada Natal.

 

Kata 'adven(t)' berasal dari kata Latin 'adventus' yang berarti kedatangan. Kata latin Adventus kira-kira sama artinya dengan kata Yunani' Epidemia" artinya kedatangan ilah (dewa) ke daerah kultusnya. Kata Epidemia ini sering dipakai dalam arti yang sama dengan " Epiphaneia" atau Theophaneia.  Maka  'masa adven' berarti masa untuk menunggu kedatangan Tuhan Yesus. Masa adven berlangsung selama 4 minggu, yakni dari Minggu Adven I sampai dengan Minggu Adven IV. Umumnya dihitung dari tanggal 28 bulan Nopember jika tanggal itu bertepatan dengan hari minggu[3]

 

Kedatangan yang dimaksud sama halnya dengan kisah anak sulung dan anak bungsu  , menceritakan bahwa anak bungsu yang meminta hak waris dan pergi menghabiskan harta itu di suatu kota lalu mengalami kterpurukam hidup. Seorang Ayah yang selalu menanti kepulangan anak bungsunya. Dalam menanti kedatangan itu maka ayah ari anak bungsu ini mempersiapkan segala sesuatu dengan menyembelih domba, guna mempersiapkan kedatangan anak bungsu dari kota itu.(Bnd,  Lukas 15:11-32).  Kedatangan yang dimaksud ialah masa penantian terhadap kedatangan, sebelum menyambut sebuah kedatangan maka harus ada masa-masa penantian. Kebanyakan orang dalam masa penantian ini mempersiapkan berbagai hal untuk menyambut suatu kedatangan.

 

Perayaan Adventus disiapkan dengan liturgi di dalam suatu gereja. Gereja-gereja aliran Calvin semisalnya Gereja Masehi Injili Di Timor mempunyai suatu kajian liturgi untuk mengisi masa penantian itu. Liturgi dan suasana dekorasi di dalam gereja telah menghidupi masa penantian itu. Empat minggu sebelum, serta simbol-simbol di dalam gedung gereja telah menghiasi masa penantian itu. Semuanya tidak menjadi persoalan, keebasan untuk mengekspresikan itu di berikan ruang oleh calvin. Cristian De Jonge dalam karyanya berjudul "Apa Itu Calvinisme" mengatakan bahwa setiap liturgi dari gereja yang mewarisi aliran calvinis dikembalikan untuk di atur oleh masing-masing Gereja tepatnya yang tata Gereja-nya bersifat presbiterial-sinodal. Jikalau demikian maka Calvin tidak memberikan penekanan serius atau landasan yang kuat tentang perayaan adventus. Lalu mengapa GMIT merayakan adventus ? apakah GMIT memiliki dokumen atau rumusan tersendiri, yang memeri penekanan terhadap perayaan adventus. Perayaan Adventus memberikan makna tersendiri bagi warga GMIT, spiritualitas yang dihidupi sepanjang masa adventus memberi sumbangsi untuk terus ada dalam persekutuan dengan Allah.  Apakah GMIT pro atau kontra terhadap perayaan adventus dan bagaimana spiritualitas yang dihidupi warga GMIT dari perayaan adventus.

 

 PEMBAHASAN

 

   Sejarah Masa Adven

 

 Membahas perjalanan sejarah masa Adventus maka harus diberikan penekanan bersama bahwasannya masa Adventus tidak tercipta langsung di dalam tahun liturgi setelah Yesus naik ke surga. Para rasul pun tidak mengenal  dengan spesifik masa liturgi adventus, namun demikian apa yang di imani oleh para rasul untuk di wartakan, sudah memperlihatkan betapa dalamnya penghayatan mereka akan nilai-nilai yang terkandung di dalam Masa Adventus: akan Yesus  yang sungguh Allah sungguh Manusia[4] dan di catat oleh pewartaan rasul bahwa akan datang Kristus yang Mulia pada akhir zaman. `Sesuai dengan janji Tuhan, kita menantikan langit dan bumi yang baru, yang dikuasai oleh kebenaran. Oleh karena itu, saudara-saudara terkasih, seraya menantikan semuanya itu, hendaklah kamu hidup tak bernoda dan tak bercela, sehingga menghadap Tuhan dengan tenteram` ( 2 Ptr 3: 13-14; bdk Rom 8: 18-21).

 

Ebenhaizer I Nuban Timo mencatat dalam karyanya bahwa Adventus dalam bentuk awalnya, dirayakan di Perancis oleh gereja Timur (Gereja Orthodox). Di saat itu  Masa Adven dirayakan sebagai  masa persiapan menyambut Hari Raya Epifani, hari di mana para calon dibaptis menjadi warga Gereja; jadi persiapan Adven amat mirip dengan Prapaskah dengan penekanan pada doa dan puasa yang berlangsung selama tiga minggu dan kemudian diperpanjang menjadi 40 hari. Masa Adven dimulai pada abad keempat dan kelima di Gaul dan Spanyol sebagai suatu masa yang dimaksudkan untuk mempersiapkan hati orang percaya menyambut Epifani.

 

Mulanya orang percaya di tempat ini melakukan puasa serta pengakuan dosa selama 40 hari setelah hari santo Martinus dan menjelang Natal. Tahun 546 uskup Victor dari Capua menulis surat kepada segenap umat di wilayahnya untuk merayakan empat minggu yang dia sebut adventu Domini. Meskipun begitu lamanya masa puasa itu masih bervariasi. Di Milan dan Mozarabis adventu Domini dirayakan 6 minggu, di Gaul (Prancis) 5 minggu, sedangkan di Roma 4 minggu. Barulah pada abad ke-11 ditetapkan 4 minggu sebagai lamanya masa raya advent dalam gereja. Penetapan ini terjadi ketika Gregorius VII (1073-1085) menjadi uskup Roma. [5]

 

Sejarah adven menurut Nuban Timo adalah tahun baru gereja, Tahun Gerejawi bermula dengan Minggu Advent. Advent sendiri artinya kedatangan. Kristus datang. Dalam Minggu Advent Gereja dan orang kristen mempersiapkan diri menyambut kedatangan itu. Gereja dan para pengikut Kristus sejak awal sekali ada dalam dunia sebagai kaum yang hidup dalam penantian akan kedatangan Kristus. Semua yang Gereja buat selama hari-hari hidupnya antara Pentakosta dan Parousia tidak lain sebagai bentuk persiapan diri menyambut kedatangan Kristus. Gereja karena itu tidak menunggu dalam kemalasan, tapi dalam aktivitas. Kita bekerja sambil menunggu, atau menunggu sambil bekerja[6]

 

            Di dalam Website Christian Today yang di tulis pada november 2022 bahwa beberapa "gereja Injili, Pentakosta, dan neo-Pentakosta yang bersejarah" di Amerika Latin ikut ambil bagian tertentu dalam Adven, kata pendeta Dionisio Orjuela dari Kolombia. "Hanya gereja-gereja seperti Lutheran, Anglikan, dan Episkopal (bersama dengan Katolik) saja yang rutin menjalankan masa Adven."[7] Ada empat minggu lamanya gereja dan umat kristen merayakan Advent. Di ujung perayaan Advent ada Natal, gereja direrayakan peristiwa kedatangan Allah dalam rupa manusia. 

 

GMIT Memahami dan Memaknai Perayaan Adventus

 

Minggu advent ditetapkan bukan sekedar sebagai persiapan menyongsong Natal, momen kelahiran-kedatangan juruselamat. Advent diadakan untuk mengarahkan perhatian gereja pada kedatangan kembali Kristus. Jumlah resmi minggu advent adalah empat. Selama minggu itu perhatian umat dan jemaat diarahkan dengan empat tema pemberitaan. Semuanya menunjuk pada kedatangan Yesus Kristus.  Nuban Timo mengelompokan penekanan khotbah pada miggu advent. minggu advent pertama tekanan khotbah ada pada adventus in carnem (kedatangan dalam daging). Minggu kedua adventus in menten (Kedatangan dalam pemberitaan). Selanjutnya adventus in morte (kedatangan dalam kematian) menjadi pokok pemberitaan minggu advent ketiga. Lalu pada advent keempat temanya adalah adventus in majestate (kedatangan dalam kemuliaan).[8] Pengelompokam bahan khotbah juga di rumuskan oleh Sinode GMIT untuk di wartakan pada mimbar ibadah minggu sejaligus ibadah minngu adven.

 

Tata dasar GMIT bab IV bagian I pasal XII tentang amanat GMIT, pada poin ke-1 menyatakan bahwa "Amanat Kerasulan adalah tugas gereja untuk memberitakan dan mewujudkan kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat, kepada dunia ini". Penjelasan poin ke-4 menekankan bahwa "Amanat kerasulan itu diwujudkan dalam pemberitaan Firman Allah dan pelayanan sakramen serta pelaksanaan panca pelayanan GMIT." Yang di maksud dengan panca tugas gereja menurut GMIT yaitu Panca Pelayanan GMIT meliputi persekutuan (koinonia), kesaksian (marturia), pelayanan kasih (diakonia), ibadah (liturgia), dan penatalayanan (oikonomia)[9]. Oleh panca tuas gereja maka GMIT merumuskan liturgi perayaan Adven sebagai pemaknaan tentang masa adven menurut perspektif GMIT.

 

           Liturgi masa adven ini dirumuskan dengan nomor kepugusan : 1606/GMIT/I/F/Nov/2022, Yang dikeluarkan Pada 21 November 2022  Sinode GMIT merumuskan bahan-bahan pelyanan untuk dipakai dalam minggu adven. Baik itu liturgi, cara penyalaan lilin adven sampai pada bahan khotbah yang dirumuskan untuk sebarkan kepada jemaat-jemaat.  Dalam perumusan liturgi minggu adven memposisikan GMIT sebagai gereja yang turut serta merayakan masa adven, dengan kajian-kajian untuk mempersiapkan menyambut natal.  Keikut sertaan GMIT tentu ada pemaknaan tersendiri melalui bahan liturgi yang dihadirkan sebagai penghayatan dan persiapan jemaat sengan sungguh-sungguh . Empat bahan liturgi yang dirumuskan oleh GMIT dengan masing-masing tema serta pemaknaan dari keempat tema.

 

Pertama, Minggu, 27 November 2022 bacaan: Matius 24 : 37 -- 47 "Tetap Berjaga-Jaga Dan Siap Sedia" makna dari tema ini "Minggu Adven Pertama dirayakan dalam spirit pengharapan. Minggu ini kita merangkul kaum disalibitas, yaitu melibatkan kaum disabilitas dalam kebaktian. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan kunjungan rumah dan berdoa/berbagi kasih dan harapan bersama kaum disabilitas."

 

Kedua, Minggu, 4 Desember 2022, Bacaan: Ratapan 3:21-33  "Kasih Setia Tuhan Tak Berkesudahan". Makna dari tema ini "Minggu Adven kedua dirayakan dalam spirit cinta kasih. Di minggu ini kita merangkul anak-anak yatim piatu di jemaat masing-masing. Pada minggu ini anak-anak yatim/piatu dilibatkan dalam ibadah. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan kunjungan rumah untuk berdoa/berbagi kasih bersama anak-anak yatim/piatu."

 

Ketiga, Minggu, 11 Desember 2022, Bacaan terambil Lukas 1:46-56 "Bergembira Karena Allah. Makna dari tema ini "Minggu Adven ketiga dirayakan dalam spirit sukacita. Di minggu ini kita merangkul para janda, duda (orang tua tunggal) dan para lansia. Pada minggu ini orang tua tunggal dan para lansia dilibatkan dalam ibadah. Setelah itu bisa dilanjutkan dengan kunjungan rumah untuk berdoa/berbagi kasih bersama para janda, duda dan para lansia."

 

Keempat, Minggu, 18 Desember 2022 Yesaya 7 : 10-17 "Allah Beserta Kita". Makna dari tema ini "Minggu adven keempat dirayakan dalam spirit perdamaian. Minggu ini kita merangkul orang-orang yang sedang hidup dalam konflik/permusuhan. Tiap-tiap orang diminta membuat komitmen untuk mengupayakan damai dengan orang-orang yang pernah menyakiti/disakiti. Hadirkanlah damai di hati, damai di bumi, dengan memohon maaf kepada yang disakiti atau memberi maaf kepada yang menyakiti. Allah telah menebus segala dosa kita melalui karya Kristus. Berilah maaf dan pengampunan sebagai tanda syukur atas penebusan kita oleh Allah."

 

Empat Minggu Adven adalah kesempatan untuk menciptakan simpati dan berbela rasa kepada mereka yang selama ini terabaikan keberadaanya. Adventus adalah kesempatan sekaligus peluang untuk menghidupkan kembali lampu-lampu kebaikan dan kasih sayang yang telah di padamkan. Bagi GMIT Adventus adalah kesempatan untuk menaruh fokus pada janda,duda, yatim,piatu, disabilitas dan mereka yang terpinggirkan. Semua harus bersatu, berbela rasa bahkan saling mengasihi dan memperhatikan satu dengan yang lain Masa penantian harus dihidupi oleh setiap orang tanpa terkecuali. Melibatkan semua pihak untuk memberi kesaksian didalam gereja saling menaruh perhatian demi pertumbuhan iman ,pemaknaan kedatangan Yesus Kristus.

 

Spiritualitas Perayaan Adventus perspektif GMIT

 

             Adventus menjadi pesta yang harus dirayakan, pesta biasanya dirayakan oleh seseorang, keluarga atau persekutuan. Pesta bukan sekedar acara tetapi momen untuk merayakan dan mengingat justru menjadi moment untuk mengenang peristiwa suka maupun duka dari kehidupan. Pesta bukan untuk melupakan melainkan untuk membawa hidup penuh dalam ritme dan irama, dalam kehidupan. Dalam pesta terkadang ada pemaknaan dari setiap simbol-simbol atau peristiwa  pesta biasanya terjadi  karena sukacita atau dukacita sehingga ada makna dibalik perayaan pesta  ada spirit yang baru untuk memaknai dari arti pesta.[10]

 

           Adventus dari perspektif GMIT menumbuhkan spiritualitas yang ugahari, simbol-simbol yang di gunakan dalam perayaan adventus adalah sarana yang memberi warnah dalam pemaknaan tentang adventus. Mulai dari lilin Adven,lingkaran Adven, serta lambang-lambang. Gereja Masehi Injili Di Timor memberi penekanan kepada empat lilin advent oleh karena itu ada 4 spiritualitas dari Lilin adven  sebagai berikut.

 

Lilin Adven I:  Minggu pertama Adven ini mengingatkan kita akan kedatangan Yesus Krisus sang penebus. Minggu pertama yang ditandai dengan sebatang lilin ungu ini memiliki arti sebagai "Harapan".  Kita semua menantikan kedatangan Kristus penuh sukacita dan harapan, mempersiapkan diri dalam pertobatan agar layak menyambut Dia.

 

 Lilin Adven II:  Minggu kedua Adven memiliki arti sebagai Kesetiaan dan Cinta. Pada minggu kedua ini lilin ungu kedua dinyalakan, mengingatkan kita untuk tetap setia mempersiapkan jalan bagi kedatangan Tuhan. Kita diwajibkan menyiapkan hati dan cinta demi menyambut kedatangan Kristus.  Lilin kedua disebut Lilin Betlehem yang memiliki arti bahwa Yesus Krisus sang juruselamat akan lahir di dalam hati kita.

 

 Lilin Adven III:  Minggu ketiga Adven ditandai dengan dua batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu. Minggu ketiga ini mengingatkan kita tentang "Sukacita". Kita bersama-sama bergembira untuk menyambut kelahiran Yesus sang juru selamat kita. Lilin ketiga disebut Lilin Gembala karena kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Kristus pertama kali diberitahukan kepada orang-orang yang rendah hati dan tulus.

 

Lilin Adven IV: Ini adalah pekan terakhir dari masa Adven. Minggu keempat yang memiliki arti khusus "Perdamaian" ini ditandai dengan tiga batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu. Minggu keempat Adven mengingatkan kita tentang kemuliaan Tuhan, sang pemilik semesta alam. Bersama-sama kita bersukacita menyambut kedatangan-Nya. 

 

 

 

Lingkaran Adven adalah sebuah lingkaran yang diuntai dengan daun-daun pinus atau cemara dan di atasnya dipasang lilin. Lingkaran Adven memiliki makna:

 

Lingkaran adalah suatu bentuk tanpa awal dan akhir. Lingkaran ini melambangkan Tuhan yang abadi tanpa awal dan akhir

 

Lingkaran Adven terbuat dari tumbuh-tumbuhan yang segar, sebab Kristus datang memberi hidup baru melalui karya penebusan di kayu salib, mati dan bangkit.

 

Lingkaran Adven, jangan menganggapnya sebagai hiasan yang indah saja. Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya, karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita beroleh hidup yang kekal. [11]

 

                 KESIMPULAN

 

             Sebelum hari kedatanganNya yang agung itu, kita mengimani bahwa Tuhan datang dan selalu hadir dalam kehidupan kita. Jadi melalui minggu-minggu Adven ini kita juga diingatkan akan penantian-penantian kita dalam kehidupan ini. Ada banyak hal yang mungkin saat ini kita nantikan dalam hidup ini: kehamilan/kelahiran anak, pasangan hidup, hasil ujian/usaha, kesembuhan, pertemuan dan lain sebagainya. Melalui minggu Adven mari kita berdoa agar Allah memberkati dan meneguhkan hati kita menyambut semua penantian-penantian kita tersebut. Kita tidak tahu berapa lama lagi Kristus akan datang ke dunia ini. Namun selama kita masih diberi kesempatan hidup di dunia ini kita dipanggil untuk berkarya, mengasihi dan berbuat bagi kemuliaan Tuhan. Kita harus menata hidup kita dan senantiasa berdoa agar kita tetap setia. Sehingga ketika Tuhan datang, kita boleh berdiri menyambut-Nya (Lukas 21:36).

 

DAFTAR PUSTAKA

 

JURNAL:

 

            Maria Kneafsey, "Adventus: Conceptualising Boundary Space in the Art and Text of Early Imperial to Late Antique Rome", dalam Jurnal Theoretical Roman Archaeology  Conference (TRAC), Leicester 2015. Oxford: Oxbow Books, edisi 2016: 154. Diakses pada 29 November 2022.

 

              Bnd.Wanto menda, Memahami dan memaknai lagi adven,  website Sinode GMIT, Diakses pada 11 Desember 2022,https://sinodegmit.or.id/memahami-dan-memaknai-lagi-masa-adven/.

 

                 Isabel ong, Christian today , 3 Miskonsepsi Populer Tentang Adven: Para pemimpin Kristen dari Brasil, Kolombia, Prancis, dan Filipina meninjau anggapan yang keliru tentang masa tersebut.

 

                Tata Dasar Gereja Masehi Injili D Timor, Bab Iv Pasal 13, Tentang Panca Pelayanan Gereja, Ketetapan Sinode Gereja Masehi Injili Di Timor Nomor: 04/Tap/Sin-Gmit/Xxxiii/2015  Tentang  Perubahan Pertama Atas Ketetapan Sinode Gmit NO. 2/TAP/SSI-GMIT/II/2010   TATA DASAR GMIT

             Liturgi masa adven ini dirumuskan sinode Gereja Masehi Injili Di Timor dengan nomor kepengurusan : 1606/GMIT/I/F/Nov/2022, Yang dikeluarkan Pada 21 November 2022  Sinode GMIT

ALKITAB

BUKU

       Niftrik  G.C Van dan B.J. Boland " Dogmatika masa kini", Jakarta:BPK Gunung Mulia,2000.

      Nuban Timo. Ebenhaizer I, Membuat Langit Tersenyum: khotbah sepanjang tahun, Maumere:  Ledalero, 2009.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun