Mohon tunggu...
Robi Maulana
Robi Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercubuana Jakarta

Nama : Robi Maulana, NIM : 46121120019, Mata Kuliah : Kewirausahaan I, Dosen : Prof. Dr. Apollo, Ak., M.Si. program Studi S1 Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB _2 Makalah Proposal Bisnis Warmindo X Black Chicken Japanese

31 Mei 2023   10:51 Diperbarui: 31 Mei 2023   11:17 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia mengkritik penggunaan kearifan rakyat (yaitu menurut Warren Buffet) atau penggunaan analisis SWOT yang dia beri label sebagai "ateoretik". Namun, Coman dan Ronen (2009) setuju bahwa terlepas dari masalahnya, SWOT tetap menjadi alat strategis utama dan setuju metodologi SWOT yang terfokus kemudian dapat menyaring kekuatan dan kelemahan menjadi kompetensi inti dan masalah inti, dengan menggunakan pohon kompetensi inti dan arus- pohon realitas. (Marilym, judy. 2010)

  • CVP Analysis

Dalam hal analisis biaya, variabilitas biaya diterapkan untuk mengukur profitabilitas produk. Untuk struktur tertentu, biaya tetap ditanggung sepenuhnya oleh entitas, apapun tingkat aktivitasnya. Akibatnya, volume penjualan harus mencapai tingkat tertentu untuk dapat menutupi biaya tetap. Selain itu, setiap entitas bertujuan untuk memiliki aktivitas yang menguntungkan. Inilah alasan yang mendukung penggunaan hubungan biaya-laba-volume sebagai dasar bagi banyak keputusan manajerial yang dapat diambil dalam jangka pendek. Korelasi ini diperlakukan dalam konteks analisis indikator: kontribusi bruto terhadap keuntungan, titik impas, selang keamanan dan indeks keamanan dinamis, faktor cakupan. 

A. Kontribusi kotor terhadap keuntungan dihitung untuk setiap produk agar mengetahui sejauh mana biaya variabel dengan pembuatan dan penjualan produk ditutupi dan kontribusi lebih lanjut apa yang dibawanya untuk menutupi biaya tetap untuk menghasilkan keuntungan. Unit kontribusi bruto (cbu) atau, seperti yang disebut dalam literatur, margin atas biaya variabel per unit, dihitung sebagai selisih antara harga jual unit (pvu ) dan biaya satuan yang ditentukan oleh biaya variabel (cvu), menurut persamaan. ( Trifan, Anton. 2011)

Cbu= halvu- Cvu

Total kontribusi terhadap laba (Cb) dihitung menurut omzet (CA) dan total biaya variabel (Chv), sebagai berikut:

 Cb = CA -- Chv (2)

B. Titik impas (titik kritis, titik netral atau titik impas) adalah indikator yang mewakili titik di mana omset yang berasal dari produksi yang dijual mencakup semua biaya variabel yang terkait dengan volume penjualan dan biaya tetap yang terkait dengan periode tersebut, jadi bahwa hasilnya adalah nol. 

Dengan kata lain, titik impas sesuai dengan tingkat aktivitas (dalam hal perputaran atau volume) di mana perputaran yang diperoleh dari penjualan produksi sama dengan biaya, dan profitabilitas adalah nol, titik awal dari mana entitas menghasilkan keuntungan tertentu, aktivitasnya menjadi menguntungkan. Titik impas dapat ditentukan baik secara aritmatika maupun grafik. Secara aritmatika, indikator ini (Pe) dihitung sebagai rasio antara biaya tetap (Chf) dan kontribusi bruto terhadap laba per unit (cbu).

  • BEP

BEP = Biaya Tetap : (harga/unit -- Biaya variable/unit)

Dengan data yang kaim miliki adalah sebagai berikut :

Biaya gaji dan Pemilik : Rp. 5.000.000,-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun