Keduanya pun didorong-dorong oleh teman mereka yang ada di dalam kelas untuk saling dekat.
Kelas makin heboh. Sampai-sampai siswa dari ruang kelas lain datang ke ruang kelas Yusuf dan Ara.
Kabar mereka akhirya sampai ke Devi. Devi marah.
Ia merasa kalah dengan Ara. Devi akan ambil tindakan.
Devi berencana melabrak Ara.
Sebelum rencana itu terwujud, keesokan harinya, Yusuf menyamperi Devi. Berbicara baik-baik kepadanya.
Yusuf menjelaskan dengan tenang ke Devi.
"Ini soal rasa, Dev. Bukan khianat. Mohon mengerti," kata Yusuf pelan, ketika bertemu di lorong sekolah, dekat kantin.
Devi hanya terdiam. Apa yang disampaikan Yusuf mengena ke dirinya. Tampaknya ia mulai mengerti, kalau rasa tidak mungkin khinat, ternasuk dia ke Yusuf, dam Yusuf ke Ara. Rasa Yusuf tidak ke Devi.
Tadinya ia marah. Kemudian ia sadar. Tapi, rasa itu sudah terlanjur kuat ke Yusuf. Devi mesti mengambil langkah revolusioner.
Sudah bertengkar, kalah pula dalam mendapatkan Yusuf. Devi, keluar dari sekolah.