Mohon tunggu...
Robigustas
Robigustas Mohon Tunggu... Penulis - Penulis riang

Suka pizza. *Setiap nama yang ada di cerpen, bukanlah nama sebenarnya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Saingan

9 Juli 2023   20:03 Diperbarui: 9 Juli 2023   20:21 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Keduanya pun didorong-dorong oleh teman mereka yang ada di dalam kelas untuk saling dekat.

Kelas makin heboh. Sampai-sampai siswa dari ruang kelas lain datang ke ruang kelas Yusuf dan Ara.

Kabar mereka akhirya sampai ke Devi. Devi marah.

Ia merasa kalah dengan Ara. Devi akan ambil tindakan.

Devi berencana melabrak Ara.

Sebelum rencana itu terwujud, keesokan harinya, Yusuf menyamperi Devi. Berbicara baik-baik kepadanya.

Yusuf menjelaskan dengan tenang ke Devi.

"Ini soal rasa, Dev. Bukan khianat. Mohon mengerti," kata Yusuf pelan, ketika bertemu di lorong sekolah, dekat kantin.

Devi hanya terdiam. Apa yang disampaikan Yusuf mengena ke dirinya. Tampaknya ia mulai mengerti, kalau rasa tidak mungkin khinat, ternasuk dia ke Yusuf, dam Yusuf ke Ara. Rasa Yusuf tidak ke Devi.

Tadinya ia marah. Kemudian ia sadar. Tapi, rasa itu sudah terlanjur kuat ke Yusuf. Devi mesti mengambil langkah revolusioner.

Sudah bertengkar, kalah pula dalam mendapatkan Yusuf. Devi, keluar dari sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun