Guru BP itu meminta agar Yusuf bisa membantu memberi pengertian kepadanya. Yusuf menolak dengan halus. Menolak karena tidak merasa bukan siapa-siapa. Lagi pula, kata dia, ini soal haknya Ara dan Devi kepada dirinya. Ia tidak bisa mencegahnya.
Sang guru BP paham maksud Yusuf. Tapi, ia ingin Yusuf tahu, bahwa pertengakaran mereka tidak akan terjadi jika saja siswa berkulit sawo mateng itu lebih dahulu memberi pengertian atau lebih ke sikap.
Guru BP yakin, tidak mungkin Yusuf tidak memiliki rasa pada keduanya. Keduana sudah jelas primadona sekolah. Siapa saja mau sekali mendekati Ara dan Devi.
Yusuf hanya diam. Apa yang disampaikan oleg guru BP itu ada benarnya. Yusuf tidak memungkirinya.
Ia memang memiliki rasa kepada salah satunya. Hanya saja lagi-lagi ia tidak mau diketahui siapa pun, termasuk teman dekatnya.
Ia akan mencoba permintaan guru BP itu.
***
Ara terus memasang sinyal ke Yusuf.
Ara yang duduk di belakang, terus memberikan kode-kode berupa ucapan yang mengarah ke rasa suka kepada dirinya.
Yusuf hanya diam. Sesekali melirik untuk melihat apa yang tengah Ara lakukan di bangkunya.
Teman-teman Ara pun demikian. Memberikan kode-kode tertentu kepada Yusuf agar mau mengambil sikap untuk Ara.