Husin naik jabatan. Selain jabatan, ia naik gaji 3 kali lipat. Ditambah lagi diberi insentif puluhan juta rupiah oleh perusahaannya. Husin mengegolkan proyek perusahaannya.
Husin mendobrak masa promosi di perusahaan itu, yang mestinya dianggap lama, kini hanya sebentar saja.
Husin makin dihargai di perusahaannya. Disegani. Dianggap orang yang sangat berjasa selama perusahaan itu berdiri. Tapi, yang  namanya Husin, tetap rendah hati. Tidak membusungkan dada karena itu.
Husin kemudian merayakan keberhasilannya itu kecil-kecilan dengan teman-temannya yang dahulu satu perusahaan, termasuk Soni. Â Ada empat orang, sudah termasuk Soni.
Husin merayakannya di tempat makan yang sangat sederhana di daerah Jakarta Pusat.
Tiba pertama di tempat yang dijanjikan adalah Makbul. Kedua, Husin.
Disusul Hendri dan Soni. Terakhir tiba adalah Salman.
Di sana semuanya berkumpul. Bertemu. Mengobrol banyak hal. Mengingat-ingat kembali momen ketika kelimanya bersama-sama, walau Soni beda departemen.
Mereka juga menyinggung terkait aktivitas atau pekerjaannya saat ini. Semuanya sudah bekerja, termasuk Soni. Soni baru bekerja satu bulan usai satu bulan mencoba peruntungannya di kantor perusahaan Husin.
Cukup lama mereka bertemu.
Mereka akhirnya perlahan membubarkan diri, dengan Husin yang pertama kali meminta izin pulang terlebih dahulu. Disusul Hendri dan Salman. Sisa Soni dan Makbul.