Keesokan harinya, Soni mendatangi kantor perusahaan itu daerah Thamrin, Jakarta. Waktu itu hari Jumat. Pukul 8 pagi, Soni sudah tiba dekat kantor itu.
"Gua udah sampai ini dekat kantor lu," ia memberi tahu Husin.
Husin menyamperinya. Memberikan semangat kepada Soni. Ia akan menghadapi tes langsung (baca: interview) dengan user. Soni tidak lagi ikut tes-tes tertulis dan semacamnya.
Usai bertemu Husin, hampir pukul 9, Soni masuk ke dalam kantor tersebut. Soni akan diinterview pukul 9.15.
"Silakan ditunggu sebentar ya, Pak," kata resepsionis.
Soni menunggu. Sambil menunggu, ia tiba-tiba ada rasa ragu pada perusahaan ini. Bukan soal track record-nya tetapi soal lain. Soni mengirim pesan ke Husin: "Sin, perusahaan lu enggak ada yang macam-macam, kan?" tanya Soni.
Husin belum menjawab.
Soni diminta masuk ke dalam ruangan. Bertemu user. Saat ingin masuk, ternyata di sana ada tiga orang. Tidak hanya user-nya, melainkan juga ada Husin, dan HRD.
Soni kaget. Tidak tahu sebelumnya kalau ternyata ada Husin juga. Husin tidak memberi tahunya.
Mulailah user bertanya-tanya. Langsung ke inti persoalan yang dihadapi perusahaan. Sebelumnya Soni diminta memperkenalkan dirinya.
"Apa strategi Anda jika diterima di sini untuk menaikkan angka penjualan/jasa?" tanya user itu.