Pemilik itu sempat diam sejenak. Kemudian menanyakan beberapa hal yang telah dilakukan di perusahaan di mana Soni pernah bekerja. Soni menjawabnya. Menjawab dengan baik.
Pemilik itu kembali melempar senyum tipis. Interview disudahi olehnya.
Soni dipersilakan meninggalkan ruangan. Belum sempurn Soni beranjak dari kursi yang berhadapan dengan meja sang pemilik, tiba-tiba pemilik itu celetuk, menyinggung penampilan, fisik Soni. Seolah-olah pemilik itu akan berkata, "Bahwa penampilan seperti Soni tidak diterima di perusahaan ini."
Benar saja. Usai Soni keluar dan bertemu Husin, didapatinya kabar bahwa ia tidak diterima di perusahaan tempat Husin bekerja.
Soni tidak kaget. Ia sebelumnya memberitahukannya kepada Husin. Husin ternyata juga tidak kaget.
Husin sebenarnya sudah punya rasa bahwa Soni tidak akan diterima dengan keadaan (penampilan) seperti itu di perusahaan tempatnya bekerja.
Memang ada orang model seperti pemilik itu di Indonesia. Bahkan boleh jadi tidak sedikit.
Padahal, penampilan Soni yang dirasa bermasalah oleh pemilik itu tidak ada hubungannya dengan aturan yang ada di perusahaannya. Soni biasa-biasa saja. Tapi, karena terlanjur menerima informasi yang tidak baik---tidak lengkap, setiap orang yang dilihat mereka berpenampilan demikian dianggapnya "masalah" dalam dunia kerja.
Soni merasa jengkel. Tapi, ia tidak bisa berbuat banyak.
Usai salat Jumat bersama Husin, Soni pamit pulang.
***