Tak begitu memakan waktu lama, keduanya tiba di sekolah. Hampir saja pintu gerbang ditutup oleh petugas keamanan. Selalu begitu.
Ayahnya, telat.
Keduanya masuk kelas. Guru Bahasa Indonesia sudah ada di kelas keduanya. Belum mengajar. Tapi keduanya merasa telat, karena guru Bahasa Indonesia selalu datang lebih awal sebelum memulai pelajaran.
Namanya Pak Agus.
Ia berkaca mata. Tubuhnya proporsional, antara tinggi dan berat dinilai pas. Tapi bukan idaman para siswi.
Pak Agus selalu mengenakan pakaian formil ketika mengajar, bak kewajiban seorang guru mesti demikian.
Aldo dan Mario mulai duduk. Keduanya sebangku. Duduk di nomor tiga baris paling kanan. Di depannya, Andi dan Tomi. Di belakang Aldo dan Mario, duduk Dina dan Siti.
"Baik-baik. Kita mulai ya pelajaran hari ini," sampai Pak Agus kepada seluruh siswa yang berjumlah 40 itu.
Belajar mengajar dimulai.
Hari itu, ada sekira 4 mata pelajaran. Diawali pelajaran Bahasa Indonesia. Diakhiri mata pelajaran Sosiologi. Aldo dan Mario kelas III, jurusan IPS.
Semua siswa pulang hampir sore hari. Malah ada yang benar-benar sampai sore kalau ada tambahan belajar, termasuk Aldo dan Mario. Tapi tidak untuk hari ini.