Mohon tunggu...
Robertus Widiatmoko
Robertus Widiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Menerima, menikmati, mensyukuri, dan merayakan anugerah terindah yang Kauberikan.

Indahnya Persahabatan dalam Kebersahajaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hey Cinta

13 Februari 2019   10:51 Diperbarui: 13 Februari 2019   12:09 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 "Mboten usah Pak, ben kulo piyambak. Pun Bapak di sini saja" jawabnya. 

"Ya, usahakan sampai ketemu nggih Nak. Hati-hati di jalan!" nasihatnya. 

Kemudian Bob bersiap-siap. Ia segera menghidupkan mobilnya dan berangkat menuju ke tempat yang dimaksud. Hari menjelang sore, Bob terus mengitari jalan-jalan. Kantuknya begitu terasa ia lalu memutar radio agar rasa kantuknya hilang. 

"Hai hai hallo hallo, apa kabar jumpa kembali bersama Kak Doni di sini, di 98 Fm radionya Jogja. Baiklah biar pendengar budiman hilang kantuknya coba deh nikmati lagu keren  ini. Kak Doni harap kalian suka ...Dan jangan lupa hati-hati di jalan terutama belokan semoga selamat sampai tujuan. Taraaa ..." 

Alunan lagu pun mengalun merdu. "Tahu saja ni penyiar," celetuknya.

Tidak memakan waktu lama, ia sudah mulai dekat lokasi tujuan. Ia memasuki kawasan air terjun dan melihat kerumunan orang-orang sedang asyik mengambil foto. Cekrik ...cekrik nampak sebagian dari mereka mengambil fose bergaya milenium. Kelihatan seorang dara jelita, berambut agak panjang dengan postur tubuh lumayan gemuk. 

Ia mengenakan kaus merah berkerah dan ada gelang di tangan kirinya. Dara jelita itu duduk-duduk di sebuah pondok warung makan. Di depannya ada semangkuk mie dengan asapnya yang mengepul-epul bikin orang lapar. Semakin dekat udaranya semakin menyengat hidung.

 "Hmmm ...pasti eunak banget" gumamnya. Bob lalu mendekat dan benar Irma memang berada di situ. 

"Hey Cinta, apa kabar?" tuturnya. 

Irma menoleh ke arah Bob. Namun, ia tak sedikit pun menjawab. Bibirnya terkatup rapat. Bob pura-pura tidak tahu kalau Irma sudah balik dari Australia. 

Ia mendekat. "Apa kabar, sayang? Eh kapan kamu balik koq nggak kasih kabar ke aku. Malahan tiba-tiba sudah berada di sini. Sendirian lagi. Kamu tidak lagi marahan kan Dik Irma?"katanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun