Mohon tunggu...
Robertus Widiatmoko
Robertus Widiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Menerima, menikmati, mensyukuri, dan merayakan anugerah terindah yang Kauberikan.

Indahnya Persahabatan dalam Kebersahajaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Risau Hatiku

9 Februari 2019   11:50 Diperbarui: 9 Februari 2019   12:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba jam istirahat mereka pun ramai-ramai menyantap hidangan yang tersaji. Mbok Tukinah membuatkan teh hangat dan menatanya di atas meja makan. Begitu ibu-ibu selesai makan mereka lanjut mencicipi teh bikinan Mbok Tukinah. "Hmmm ...eunak tenan Bu" komentar salah satu ibu.

Temaram senja sudah mulai nampak. Sebentar lagi hari berganti malam. Dan hari itu bulan bersinar terang sekali. Angin bertiup sepoi-sepoi basa. Semilir angin menyelimuti ruang tempat perhelatan syukuran diadakan. Para warga sudah berduyun-duyun mulai berdatangan satu persatu. 

Beberapa orang terlihat berpakaian batik rapi, beberapa orang lagi terlihat mengenakan pakaian kebaya. Halaman rumah sudah dipadati orang-orang.  Tidak ketinggalan anak-anak duduk-duduk di tikar dan karpet yang disediakan. Suasana yang sejak tadi sepi kini menjadi ramai. Warga ingin sekali menyaksikan pagelaran wayang kulit. 

Acara pun segera dimulai. Pak Rebo kemudian memberi aba-aba. Petugas berdiri membuka agenda acara malam itu." Sugeng ndalu, sugeng kepanggih malih kaliyan kulo. Kulo mawakili keluarga Pak Agus ngaturaken sembah nuwun sampun nyisihaken wedal saget nderek kempal wonten ing griyo punika. 

Wonten ing pepanggihan punika, kita bade mresani pagelaran wayang kulit ingkang dipun wastani dening Ki Dalang Pamungkas kanthi carios " Petruk Dadi Ratu". Sampun kesuwen monggo kita sadaya midangetaken lan kulo ngaturaken matur nuwun lan nyuwun sewu menawi wonten ingkang mboten mranani penggalih panjenengan sadaya. Matur nuwun" celotehnya. 

Selanjutnya, pagelaran wayang kulit dimulai. Ki Dalang Pamungkas beraksi dan mulai menghibur para penonton. Sembari menikmati kudapan dan hidangan yang ada para warga mengantre mengambil santapan malam. Ki Dalang bergerak lincah dan gesit memainkan satu persatu wayang dalam adegan itu. Berkat kepiyawaiannya masyarakat terhibur. 

Gelak tawa, sorak sorai , dan canda tawa bersahut-sahutan ketika Ki Dalang menerbangkan, meliuk-liukkan, dan melompatkan bagian-bagian wayang kulit itu. Apalagi, tatkala para Punakawan keluar, adegan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang kerap ditunggu-tungu oleh penonton. Adegan kocak, penuh banyolan , sindiran , dan lawakan. 

Hampir sebagian besar penonton tertawa ngakak. Mereka betul-betul jadi lebih semangat lagi menonton. Hawa kantuk sudah terusir ditambah adegan perang yang seru. Sementara itu, Irma berniat mundur dari keramaian. Rupanya ia merencanakan sesuatu. Ia melangkah dengan hati-hati. 

"Hmmm ...aku berencana mau bersembunyi, nih. Jangan sampai terlihat warga" gumamnya. Perlahan-lahan ia melangkahkan kakinya sesekali berjingkat-jingkat menghilangkan suara kaki. Dengan mengenakan pakaian serba hitam Irma kemudian keluar dari halaman rumahnya. Lagi-lagi ia tak berpamitan dengan ayah dan bundanya. 

Warga terhanyut dalam buaian untaian kata-kata dan rangkaian kalimat yang dilontarkan sang dalang. Tak terkecuali Pak Agus dan Bunda. Mereka tak menyadari puterinya diam-diam pergi hendak bersembunyi. Beberapa orang sempat melihat sekelebat bayangan hitam namun tak begitu memedulikannya. 

Bayangan hitam itu dianggap angin lalu. Dan tak lama kemudian Irma menghilang. Ia bergerak sangat lincah dan tak mengundang kecurigaan warga termasuk Pak Rebo dan Mbok Tukinah. Planet Tempat Ku Sembunyi (Arsy Widianto)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun