Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Ketika Orang Alergi pada Sebutan "Budayawan"

21 November 2019   18:13 Diperbarui: 22 November 2019   11:15 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia biasa seperti kita ini nggak bisa niru (meneladani) Nabi persis plek. Bisa niru 10 % saja itu sudah dahsyat banget. Kebanyakan cuma bisa niru tongkrongannya saja. Yang sebenarnya nggak harus ditiru--> bergamis,berjenggot dan bercelana cingkrang. Cuma niru kulit luarnya saja. Nggak nyampai isi bla bla bla---silahkan berdebat , aku gak ngurus. Persetan sekte kalian---.

Miskinnya kita karena terpaksa, sedangkan Nabi malah memilih miskin. Beliau berpoligami karena alasan sosial, sedangkan kebanyakan umatnya berpoligami karena asalan biologis. Oala peli pelii.

Pokoke raimu gak mungkin iso niru lah. Bisanya cuman sebisa-bisanya atau semampu-mampunya meniru.

Ojok maneh niru Nabi, aku niru Cak Nun ae gak iso. Isone niru misuhe tok. Ngerti khan nek Cak Nun iku misuhe los. Karena itu strategi Cak Nun biar nggak ditinggikan, diulama-ulamakan, dianggap paling alim. Karena lebih baik dikira bajingan (walau bukan) daripada bergelar Ulama tapi kacau, ilmune cetek dan menyebarkan Islam dengan cara menyakiti hati manusia. Ngafir-ngafirno wong liyo.

Dan justru karena bahasa kampung itulah Cak Nun mendapat tempat di hati rakyat. Wasyik pokoke nek Cak Nun bicara di forum. Ini salah satu contohnya.

"Aku diperintah Alloh jadi orang Jawa. Aku tidak berani melanggar perintah Alloh. Aku bukan orang Arab.  Aku wong Jowo cuk!

Tuhan menciptakan keindahan yang luar biasa. Orang ini dari Bugis, ini Blora, itu Kota Gede,....dikasih kenikmatan (menjadi diri sendiri) kok malah dibuang. Kalau kita disuruh Tuhan jadi orang Jawa, ya kita jadi orang Jawa.

Ingat "lita' arafu" (agar kita saling mengenal). Terus apa yang lita' arafu kalau kita sama semua? Kalau orang Jawa harus jadi Arab, terus untuk saling mengenal apa?

Kita mengapresiasi orang Arab. Kita hormati orang Arab. Bahkan kita ini menyanyikan lagu bernada Arab itu melebihi orang Arab sendiri. Kita itu orang Jawa tapi mau mengucapkan "ya Rasulullah". Kurang apa kita?

Laulaka ya Muhammad..kalau tidak karena engkau wahai Muhammad. Aku tidak mau berbahasa Arab. Tapi karena engkau Rasulullah yang aku cintai, jangankan bahasa Arab, seribu bahasa yang tidak aku sukai menjadi aku cintai. Karena engkau ya Rasulullah...."

Mbois yo ..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun