Mohon tunggu...
Randy Mahendra
Randy Mahendra Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Warga Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuhan di Pagi Buta

22 Januari 2024   23:56 Diperbarui: 22 Januari 2024   23:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syarif tidak melawan ketika dua polisi meringkusnya dan membawanya ke kantor polisi. Di sana ia mengakui perbuatannya, "Setelah mendapat mimpi aneh, rasanya kepalaku jadi sakit. Lelaki bermata gagak itu memberi pesan kepadaku," Syarif memandang penuh keyakinan pada polisi yang sedang mengintrogasinya, "Maria adalah adikku. Itulah yang membuat kepalaku sakit."

"Lalu apa yang kamu lakukan?" tanya polisi itu.

Syarif diam, ia tertunduk seoalah ingin menyembunyikan wajahnya di balik kursi. Kemudian ia menjawab singkat, "aku membunuhnya."***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun