Mohon tunggu...
Randy Mahendra
Randy Mahendra Mohon Tunggu... Penulis - Warga Biasa

Warga Biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pembunuhan di Pagi Buta

22 Januari 2024   23:56 Diperbarui: 22 Januari 2024   23:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kisah keluargamu memang tidak asing di kampung ini, Maria," kata Syarif memandang Maria. "Dari semua itu yang aku heran, untuk apa nenekmu membawa ibumu ke kampung ini?"

"Aku tidak tahu, Syarif. Aku tidak pernah bertanya soal itu," jawab Maria. "Dan aku tak akan pernah menanyakannya."

"Maria?"

Maria menoleh pada Syarif, "ada apa, Syarif?"

"Semalam aku bermimpi. Sungguh mimpi yang aneh," kata Syarif ragu-ragu.

"Ceritakanlah, Syarif."

"Seorang lelaki berpakaian hitam berjalan di atas ombak. Sedang burung gagak berputar-putar di sekelilingnya.  Ada sesuatu yang akrab, tetapi sangat mengerikan di wajahnya. Saat jarak kami sangat dekat, kulihat matanya hitam memancarkan kegelapan. Dengan penuh amarah lelaki berpakaian hitam itu memenggal kepalaku. Aku terbangun dan keringat membasahi tubuhku."

"Sungguh mimpi yang aneh," kata Maria sambil memandang laut yang mengantarkan ombak-ombak besar.

"Syarif! Syarif!"

Tiba-tiba mereka dikagetkan oleh suara teriakan. Mereka melihat Sahid  berdiri di kejauhan di antara deretan pohon nyiur. Maka dengan cepat Syarif menjawab, "iya, Ayah!"

"Waktunya menjaring ikan, Syarif!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun