Mohon tunggu...
Rizky Kurniawan
Rizky Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Andai Aku Sedang Menulis Kisah Patah Hati

20 Maret 2019   14:48 Diperbarui: 20 Maret 2019   15:06 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setan! Jalan yang bener dong, lo. Mau mampus, hah?" Seorang pengendara motor berteriak mengagetkan Fuad dan mereka yang sedang berada di halte. Setelah memaki, pengemudi itu langsung tancap gas, ngacir dengan sepeda motornya.

Fuad melihat bocah pengasong itu sudah di seberang jalan. Fuad sadar, bocah itulah musabab si pengemudi tadi melontarkan umpatan tak pantas. Fuad berdiri, mencoba memperhatikan bocah tadi. Kakinya sudah hendak melangkah, ingin menghampiri. Tapi urung lantaran si bocah melangkah cepat, semakin menjauh. Sepertinya tidak apa-apa, pikir Fuad. Dia kembali duduk.

Tak lama angkot yang ditunggu telah datang, dia segera naik.

Dalam perjalanan dia terlihat masih memikirakan bocah berseragam sekolah yang mengasong tadi. Makian si pengendara motor melayang-layang dalam gendang telinganya. Tema moral anak didik juga ikut bergabung. Tak mau kalah, Ebel dan Fivi ikut merangsek dalam pikirannya. Sebenarnya, apa itu moral? pikirnya kemudian.

**

"Moral." Fuad mengulangi satu kata itu terus menerus. Menjelang tengah malam dia masih menghadapi layar monitor komputernya. Sejak tadi, kepalanya pusing memikirkan cerpen bertema moral anak didik yang dibebankan padanya. Sebetulnya, tangannya juga sudah gatal ingin mengetik pesan pada Buadiarto, bahwa dirinya tidak menemukan ide untuk menulis cerita semacam itu. Di sisi lain matanya enggan berpaling dari halaman word yang masih kosong melompong.

Kalau boleh jujur, hatinya sedang gundah. Dia mengingat Fivi yang terus merongrongnya agar dekat dengan perempuan lain, padahal sejatinya Fuad menyukai perempuan yang sudah dikenalnya sejak SMP itu. Ebel, monyet malang ... hatinya juga terasa perih saat melihat monyet itu duduk gundah, barangkali tak ada kekasih. Sementara hatinya juga memikirkan si bocah pengasong yang diteriaki setan. Hatinya patah.

Fuad berpikir, Andai aku sedang menulis kisah patah hati. Ya, pemuda itu merasa barangkali situasinya akan mudah jika tulisan yang dibebankan padanya adalah jenis tulisan dengan tema patah hati. Sesungguhnya, dia sedang berada dalam keadaan yang demikian.

Ide itu melesat dalam pikirannya. Fuad tersenyum. Jemarinya mulai bergerak, menuliskan judul pada halaman word yang kosong sejak tadi. Andai Aku Sedang Menulis Kisah Patah Hati.[]

Tangerang, 13 Februari 2019

Rizky Kurniawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun