Mohon tunggu...
Rizky Kurniawan
Rizky Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pribadi

Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Syekh-Yusuf Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Matahari dan Perempuan yang Mencintainya

13 Agustus 2018   19:30 Diperbarui: 13 Agustus 2018   19:54 510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku merasa pertemuan kami di tiap penghujung waktu adalah keindahan. Sama seperti halnya matahari yang hampir tiba di tepi barat, membentuk lembayung senja.

Jika Lara datang untuk menunggu mataharinya, maka aku datang untuk menemuinya. Jika Lara tersenyum saat mataharinya tenggelam, maka aku tersenyum saat terbit senyum di wajahnya. Ya, seperti itu. Aku mengagumi bagaimana dia mengagumi matahari di penghujung hari.

Kadang-kadang kami tertawa, membicarakan matahari, membicarakan lautan, maka akhirnya aku jatuh hati. Suka karena terbiasa, mungkin karena itu. Entah, aku tidak pernah tahu perasaannya terhadapku.

**

Aku lupa itu hari keberapa, oh ... mungkin bulan keberapa. Ya, kami terlalu lama bersama. Sampai-sampai aku melupakan waktu, untuk selalu bisa terus dan terus jatuh cinta kepadanya. Ya, tentu aku mencintainya, tapi tidak pernah memberitahu perihal itu pada Lara.

Seperti biasa, kami duduk di tempat yang sama, bersebelahan dengan dua sepeda yang mendampingi kami di sisi kanan dan kiri. Kami memandang lautan, sampai lembayung itu tercipta. Lara kembali tersenyum, dan aku tersenyum karenanya, tentu hal yang biasa.

Yang tidak biasa adalah beberapa detik setelah itu, dia memandangiku, maka aku memandanginya. Aku tidak mengantisipasi sebelumnya, ketika Lara merebahkan kepalanya di bahuku. Aku sungguh tidak keberatan, maka kubiarkan. Aku hanya mendengar deru napasnya yang beradu dengan sapuan angina pantai yang kian kencang.

Aku merasa kalau Lara juga memiliki perasaan yang sama sepertiku. Lihatlah, dia bersandar begini mungkin karena dia juga merasakan hal yang sama, bentuk perasaan lain dari hanya sekadar saling kenal, bentuk perasaan lain dari hanya sekadar saling mengagumi, bentuk perasaan yang sulit digambarkan namun sungguh tampak dirasakan. Ya, bentuk perasaan yang disebut sebagai cinta. Mungkin.

Dia menarik kepalanya dari bahuku. Dia menatapku lagi, dan tentu kubalas tatapan itu.

Hal berikutnya yang terjadi adalah, Lara mendekatkan wajahnya kepadaku. Aku betul-betul tidak bisa mengantisipasi apa yang dilakukan perempuan yang kukagumi beberapa bulan belakangan ini.

Bibirnya menyentuh bibirku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun