"Soal apa, nak?"
"Soal kesalahan Lestari"
"Apa?"
"Lestari nggak memikirkan masa depan negara, Pak"
Bapak heran kenapa Lestari masih membahas perdebatan kanak-kanak kemarin, "Kalo enggak, apa dong" Bapak membenahi spion nya yang agak miring.
"Aku memikirkan masa depanku"
Hati Bapak mencair bagai Antartika yang diangkat dan dipanggang di wajan Sahara,
Cuaca dingin seketika jadi panas dan membingungkan
Bapak kehabisan kata-kata
kriiiing,
Dengan polosnya, Lestari berlari melambaikan tangan kepada bapak dan berlalu bersama kawan-kawan seragam putih-merahnya yang lain.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!