Kenandra mulai khawatir dengan perubahan ini. Ia sering mencoba mendekati Ariana, tetapi gadis itu selalu mencari alasan untuk menghindarinya. Suatu malam, ia akhirnya memutuskan untuk berbicara dengan Ariana.
"Ariana, apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya ketika menemukan gadis itu di perpustakaan.
 Ariana tampak terkejut dengan kedatangannya, tetapi ia segera menundukkan kepala, menghindari tatapannya. "
Tidak ada apa-apa, Kak Ken," jawabnya pelan.
Kenandra tidak puas dengan jawaban itu. Ia mendekati Ariana dan duduk di kursi di depannya.
"Jangan berbohong. Semua orang di rumah ini mulai bersikap aneh terhadapmu, dan aku tahu kau merasakannya. I know there's something going on."
Ariana menggigit bibirnya, tampak ragu untuk berbicara. Akhirnya, ia menghela napas panjang.
"Aku tidak tahu dari mana asalnya, tapi aku merasa ada yang menyebarkan rumor tentang aku... dan tentang kita."
"Kita?" Kenandra mengernyit. "Apa maksudmu?"
Ariana mengangkat bahu, jelas tidak nyaman.
"Beberapa orang mulai memandangku dengan tatapan aneh, seolah-olah aku melakukan sesuatu yang tidak pantas. Aku mendengar bisikan-bisikan mereka, tapi aku tidak tahu apa yang mereka katakan dengan pasti."