Mohon tunggu...
Rizky Putra Ichfiandra
Rizky Putra Ichfiandra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Calon Mahasiswa UI Jurusan Teknik Informatika Konten Favorit : - Cerita fiksi/ non fiksi - Anime / manga - Pendidikan - Horor - Sosial

Selanjutnya

Tutup

Roman

Kama Anagata Aku

13 Oktober 2023   13:55 Diperbarui: 13 Oktober 2023   13:57 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Kama Anagata Aku

karya : Rizky Putra Ichfiandra

Di tengah megahnya kota Jakarta yang ramai. Di sebuah komplek perumahan yang ramai dan padat Hidup seorang pria, baik budinya, tutur kata lembutnya, prangainya ceria dan ramah tubuhnya tinggi, kulit putih, berambut hitam panjang, sehingga membuat orang lain elok saat memandang dirinya.

Itu adalah aku, Kama Abisatya Yang lahir dari keluarga sederhana namun mampu untuk membeli apapun. Aku lahir dari ibu yang merupakan seorang ibu rumah tangga dan ayah yang bekerja di sebuah perusahaan. Aku juga memiliki satu kakak laki-laki dan satu adik perempuan yang lucu dan mengemaskan di sekolah.

Aku biasa dipanggil oleh teman-temanku Kama. Aku baru saja memasuki SMA, cukup senang bisa menjadi siswa dari SMA yang aku inginkan sejak SMP.

Banyak orang yang beranggapan bahwa masa SMA adalah masa-masa sekolah yang indah dimana para siswa-siswinya banyak membuat cerita yang menyenangkan dan juga penuh perjuangan.

Di saat aku memasuki masa SMA, semua pemikiranku harus dibuat menjadi lebih dewasa dan juga berpikir kritis agar mampu menghadapi berbagai masalah dengan sikap tenang dan bijak.

Aku tertarik mengikuti OSIS di sekolahku. Akhirnya, aku pun mendaftarkan diri untuk menjadi anggota OSIS. Berbagai tahap penerimaan anggota OSIS aku jalani dengan baik. Kebar baik datang kepadaku. Aku diterima sebagai anggota OSIS.

Tetapi, selama aku di SMA, aku merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiranku. Rasanya seperti rasa iri terhadap orang lain. Aku selalu mengingatkan perasaan ini yang membuat diriku menjadi tidak tenang.

Akhirnya, aku bercerita kepada teman SMP ku. Sekarang ia tidak bersekolah di sekolah yang sama denganku. Ia juga anggota OSIS di sekolahnya. Dan terkadang, aku dan ia saling memberi saran dan bercerita ketika ada masalah yang mengganggu pikiran kita. Entah mengapa, ketika aku sedang menceritakan keluh kesahku, hatiku menjadi sangat tenang dan nyaman ketika sedang bersamanya.

Ternyata selama ini yang selalu aku hidupkan kepada orang lain adalah cinta. Aku membutuhkan seseorang yang bisa menemaniku sebagai rumah untuk bercerita.

Mungkin Tuhan tahu bahwa aku membutuhkan sosok pendukung selain keluargaku. Dan ternyata selama ini yang aku cintai adalah teman yang selalu aku ajak bercerita tentang keluh kesahku.

Ia adalah Dirandra Vanita. Wanita yang aku sukai dengan wajah yang cantik, baik hati, dan juga anggun. Tubuhnya yang tinggi dan seksi membuat banyak laki-laki yang menyukainya saat SMP.

Pertama kali aku bertemu dengan Vanita pada saat acara reuni angkatan dan kebetulan dia duduk di samping. Aku mengajak dia untuk berbicara pertama kalinya dan tidak sadar sampai acara sudah selesai. Mulai dari sinilah, aku dan Vanita saling bertukar kondak dan mengobrol di sosial media.

Aku masih belum berani mengungkapkan perasaanku kepada Vanita. Saat istirahat juga, aku selalu berpikir dalam batinku "Apakah aku harus menyatakan rasa cinta kepada Vanita?" , di sisi lain aku tidak ingin hubungan persahabatan yang telah aku jalani bersamanya rusak ketika aku sudah menyatakan perasaanku.

Dikarenakan sekolahku dan sekolah Vanita dekat, aku dan Vanita selalu pulang sekolah bersama setiap harinya. Aku selalu memandangi wajah perempuan saya saat sedang berbicara. Batinkj berkata "Ya Tuhan, dia sangat cantik, bagaikan bidadari yang turun dari langit. Tolong dekatkan aku dengan dirinya, ya Tuhan".

Sekolahku mempunyai program sekolah yang berbeda dengan sekolah lain. Sekolahku ingin mengadakan pentas seni antar sekolah  yang di mana pentas seni itu boleh bergabung dengan sekolah lain. Kebetulan juga, sekolah yang diajak bekerja sama untuk mengadakan program ini adalah sekolahnya Vanita.

Akhirnya, OSIS dari sekolahku dan OSIS sekolah Vanita saling bekerja sama mulai dari membuat proposal sampai mencari sponsor untuk mendanai program sekolah yang dijalankan di jalan ini.

Vanita memiliki hobi membaca buku yang berbahasa Korea dan juga bernyanyi, Sedangkan aku mempunyai hobi membaca manga Jepang dan bermain alat musik seperti gitar akustik, bass, dan juga gitar listrik.

Pada saat sedang persiapan acara, Vanita mengajakku untuk berduet dan tampil di pentas seni nanti. Akhrinya aku dan Vanita berlatih bersama setiap pulang sekolah di taman kota hingga malam hari.

Hari telah menjadi minggu dan minggu menjadi bulan. Semua persiapan untuk acara sudah selesai sampai pembagian nomor urut tampil di pentas seni. Aku dan Vanita membawakan lagu favorit kita berdua yaitu Janji Suci dan Semua Tentang Kita.

Hari pentas seni pun tiba. Sebelum acara mulai, aku, Vanita, dan rekan OSIS lainnya melaksanakan briefing terlebih dahulu. Setelah briefing selesai, aku dan Vanita mempersiapkan diri terlebih dahulu karena aku dan Vanita tampil pertama.

Terdengar suara MC menyebut nama aku dan Vanita untuk segera tampil di atas panggung. Aku dan Vanita segera naik sambil melambaikan tangan ke arah penonton.

Terdengar suara para penonton yang sangat keras. Ada yang bersorak "lucu banget", "sweet banget", "couple paling harmonis", dan masih banyak lagi. Kemudian kita berdua pun bernyanyi dan mataku saling bertatapan dengan Vanita.

Setelah penampilan selesai, Vanita mengajak aku untuk berfoto bersama di taman di sekolah yang dipenuhi oleh tanaman yang indah. Setelah berfoto, aku mengajak Vanita untuk makan di restoran di samping sekolah.

Setelah makan, aku dan Vanita kembali menuju sekolah untuk menjadi panitia pentas seni. Pentas seni telah berakhir, aku memberanikan diri untuk menyatakan perasaanku ke Vanita dengan mengajaknya ke taman kota.

Aku mempersilahkan Vanita duduk di sampingku di bawah bulan dan bintang yang menghiasi langit malam. Aku mulai memegang tangan Vanita dan mata kita saling bertatapan seperti ada semacam ikatan yang tak terelakkan di antara aku dan Vanita. Kemudian aku berkata kepada Vanita, "Van, selama ini aku punya perasaan yang istimewa ke kamu. Dan perasaan ini lebih dari kata persahabatan. Van, kamu mau gak jadi pacar aku?".

Vanita terdiam dan tersenyum gugup dan berkata "Kama, selama ini aku juga punya perasaan yang istimewa ke kamu. Jadi jawabanku aku terima sebagai pacar kamu".

Tubuhku tiba-tiba langsung memeluk Vanita dan Vanita pun terkejut sambil memelukku juga. Akhirnya setelah pacaran, aku dan Vanita membuat janji bahwa kami akan menikah setelah lulus kuliah nanti dan hidup bersama sampai maut memisahkan kami berdua.

Setelah lulus SMA, aku dan Vanita menjalani hubungan jarak jauh (LDR) karena Vanita melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan di Medical School di Harvard University, Amerika Serikat, sedangkan aku mengambil jurusan Engineering di University of Tokyo, Jepang.

Aku dan Vanita dipaksa oleh keadaan menjalani hubungan LDR ini selama 4 tahun. Hingga suatu saat, aku terlalu sibuk dengan kuliahku sehingga aku tidak sempat untuk berkomunikasi dengan Vanita.

Ketika aku sedang istirahat, Vanita menelponku. Aku ingin meminta maaf bahwa aku tidak sempat memberi kabar kepadanya. Namun, Vanita sedang emosi. Dia mengira aku mendekati perempuan lain sehingga aku tidak pernah memberi kabar Vanita. Di satu sisi, aku ingin menjelaskan hal yang sebenarnya terjadi, di sisi lain Vanita sedang emosi dan tidak ingin berbicara kepada aku.

Selama tiga hari, aku dan Vanita tidak melakukan komunikasi sehingga hubunganku dengan Vanita mulai merenggang.

Setelah hari keempat, aku menelpon Vanita dan menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya. Akhirnya, Vanita memaafkanku dan hubunganku berdua kembali harmonis seperti dulu kala. Setiap harinya, setelah pulang dari kampus, aku selalu mengabari Vanita. Hal ini aku lakukan dengan Vanita sampai hari kelulusan tiba.

Vanita lulus satu minggu sebelum hari kelulusanku tiba. Aku datang ke Amerika Serikat ke kampusnya Vanita. Aku datang tanpa memberitahu Vanita sehingga Vanita terkejut saat aku datang. Aku menemani hari kelulusannya bersama keluarga Vanita, sekaligus memperkenalkan diri dan menyampaikan kepada keluarganya "Om, Tante, saya Kama, saya pacar Vanita. Saya dan Vanita sudah pacaran sejak kita berdua SMA. Dengan ini, setelah hari kelulusan saya minggu depan di Jepang, saya ingin melamar Vanita untuk menjadi istri saya".

 Tiba-tiba orang tua Vanita terkejut dan mereka merestui hubungan kami berdua. Begitu Vanita yang tersenyum malu karena aku mengatakan akan melamarnya.

Setelah tiga hari di Amerika Serikat, aku pamit ke Vanita dan kedua orang tuanya untuk mempersiapkan hari kelulusanku. Sebelum pesawatku take off, orang tua Vanita memberitahu bahwa Vanita dan kedua orang tuanya akan datang di hari kelulusanku dan ingin bertemu dengan kedua orang tuaku juga. 

Hari kelulusanku tiba dan dihadiri oleh keluargaku, Vanita dan kedua orang tua Vanita. Kami tidak lupa untuk mengabadikan momen ini di depan tulisan University of Tokyo bersama dengan keluargaku, Vanita dan kedua orang tua Vanita.

Setelah acara selesai, aku mengajak Vanita dan orang tuanya untuk membicarakan soal melamar Vanita di apartemen tempat aku tinggal di Jepang.

Keluarga ku dan keluarga Vanita saling berdiskusi, dan akhirnya mereka semua merestui hubunganku dengan Vanita dan juga menjadwalkan hari lamaran ku dengan Vanita.

Hari lamaran pun tiba. Aku bertukar cincin dengan Vanita dan menyampaikan, "Van, kehadiranku di sini tidak hanya ingin bertukar cincin saja, tapi aku juga ingin untuk melamar kamu untuk menjadi istriku. Apakah kamu bersedia untuk menjadi Istriku sekaligus menjadi ibu dari anak kita nanti?

Vanita pun menjawab, "aku bersedia untuk menjadi pendamping hidupmu sampai maut memisahkan kita".

Akhirnya, satu bulan setelah lamaranku kepada Vanita, hari pernikahanku dengan Vanita tiba dan kami berdua memulai lembaran baru dalam hidup kami bersama-sama sampai maut memisahkan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun