Mohon tunggu...
Rizqi Sony Bhastari
Rizqi Sony Bhastari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

HOBI OLAHRAGA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Sarana Pendidikan Multikultural

25 Juni 2024   13:23 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan multikultural ini menjadikan proses pembelajaran  lebih efektif dan mudah, sekaligus  melatih dan memperkuat karakter peserta didik agar dapat menjadi manusia yang  demokratis, humanis, dan majemuk di lingkungan tempat tinggalnya. Atau lebih umum lagi, pendidikan multikultural merupakan respon terhadap perkembangan keberagaman.

Penanaman nilai-nilai multikulturalism keberagaman melalui jalur pendidikan. Di dunia sudah mengenal yang namanya pendidikan multikultural. Pendidikan multikultural penting untuk diajarkan kepada anak dan peserta didik dengan  harapan mereka mampu memahami bahwa terdapat keanekaragaman budaya tidak hanya di lingkungannya sendiri tetapi juga di lingkungan eksternal. 

Keragaman budaya tersebut berpengaruh kepada tingkah laku, sikap, pola pikir menusia, sehingga manusia tersebut memiliki cara-cara (usage), kebiasaan (flok ways), aturan-aturan (mores), bahkan adat istiadat (cutomes) yang berbeda satu dnegan yang lainya (Farida Hanum, 2010). 

Melalui pemahaman yang benar tentang pendidikan multikultural, termasuk kurikulum berbasis multikulturalisme, inovasi mata pelajaran pendidikan multikultural di semua jenjang pendidikan, peran guru dalam mengamalkan nilai-nilai multikultural dan keberagaman di sekolah, serta mendorong perubahan sosial dari masyarakat ke masyarakat suatu sikap keterlibatan. Ketika siswa masih muda, mereka sensitif terhadap diskriminasi. 

Selain itu, guru juga dapat mengintegrasikan konten yang disediakan. Dalam hal ini, dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang seperti media televisi dan  media sosial, konsep pendidikan multikultural  dapat diterapkan pada generasi muda dan mengembalikan jati diri bangsa yang mulai rusak. Kemunduran era industri, Revolusi 4.0. Di era Revolusi Industri 4.0, pemahaman pendidikan multikultural sangat penting bagi generasi muda untuk mengembangkan jati diri bangsa.

Media Sosial

Media sosial merupakan  media yang beroperasi secara online dan memungkinkan pengguna berinteraksi dan berpartisipasi dalam berbagai hal serta berbagi tips dan trik yang mungkin berguna bagi pengguna  dan orang lain yang melihatnya. Penciptaannya mencakup  jejaring sosial, forum, dan dunia virtual , wiki dan  blog. Kita masih mengetahui hal-hal ini sekarang karena kita menggunakannya dalam kehidupan sosial kita sehari-hari. 

Media sosial adalah alat publik yang terbuka, 'gratis' untuk digunakan, dan dapat diakses dari ponsel cerdas atau laptop apa pun dengan  koneksi internet, dengan beragam fitur dan platform yang tersedia secara menyeluruh. merupakan salah satu alat penting bagi orang-orang yang ingin berbagi informasi dan berpartisipasi dalam hubungan serta  membangunnya  sebagai salah satu  hubungan  sosial dalam kehidupan manusia.

Di dunia sekarang ini, teknologi  semakin cepat dan canggih, sehingga setiap orang dapat menggunakannya kapan saja sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan saat berkomunikasi dengan kerabat dan anggota keluarga. Beberapa orang berada jauh dan mencari bisnis, kegiatan sosial, kegiatan  pendidikan untuk belajar, mengajar,  dan informasi. 

Media sosial kini mudah diakses melalui smartphone dari kita pasti memiliki smartphone khususnya di kalangan remaja Indonesia, tidak ada satu hari pun yang terlewatkan tanpa membuka media sosial dan menjauhi ponsel masing-masing.

Pengaruh Media Sosial dengan Pendidikan Multikultural

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun