Mohon tunggu...
Rizqi Sony Bhastari
Rizqi Sony Bhastari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

HOBI OLAHRAGA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Sarana Pendidikan Multikultural

25 Juni 2024   13:23 Diperbarui: 25 Juni 2024   15:25 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Di era digital ini arus informasi di media sosial semakin deras seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Sesungguhnya media sosial hadir bertujuan mengatasi berbagai persoalan kehidupan sosial. 

Tetapi kehadirannya juga disinyalir memunculkan berbagai persoalan baru yang dapat mengoyak tatanan kehidupan sosial suatu bangsa. Komunikasi di media sosial yang tidak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup dapat membawa penggunanya menjadi pribadi yang terikat dengan dunia maya dan bahkan menjadi individualisme. 

Bahkan penggunaan media sosial juga dapat dijadikan lahan hanya untuk mengeruk keuntungan tanpa memikirkan dampak yang akan ditimbulkan, seperti penipuan, prostitusi, pornografi, penjualan manusia dan lainnya. Tidak hanya itu, pengguna media sosial juga mudah terprovokasi oleh isuisu sensitif yang tidak hanya berdampak pada individu pengguna, tetapi mengancam keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembahasan

Pendidikan Multikultural

Ki Hajar Dewantara mengatakan pendidikan sebagai prasyarat bagi pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Artinya Pendidikan merupakan pedoman untuk memaksimalkan seluruh potensi yang ada pada diri seorang anak dan untuk mencapai keamanan dan kesejahteraan yang maksimal (Iefone Shiflana Habiba, 2022). 

Sedangkan pengertian dan pengertian pendidikan di Indonesia  dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang berbunyi "usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 

Kekayaan ini hendaknya menjadi acuan untuk saling mengenal, dan  lebih luas lagi harus ada saling pengertian meskipun ada perbedaan. Multikultur berasal dari dua suku kata: Multi dan Kultul. Multi artinya banyak dan kultur artinya kebudayaan.  secara sederhana dapat diartikan sebagai banyak budaya.

Pendidikan multikultural lahir karena adanya permasalahan masyarakat itu sendiri yang tertindas hanya karena perbedaan yang ada. Pendidikan multikultural memandang seluruh masyarakat setara, tanpa membeda-bedakan  budaya, suku, agama, ras, gender atau kepercayaan, guna membangun kerja sama dan  saling menghormati. 

Pendidikan multikultural adalah  pendidikan yang diterapkan pada  satu jenis mata pelajaran, dan pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang memperhatikan berbagai perbedaan yang ada di kalangan peserta didik, seperti suku, agama, bahasa, jenis kelamin, kelas sosial, ras, keterampilan, dan usia. Perbedaan Ini adalah penjelasan komprehensif tentang perbedaan budaya .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun