Mohon tunggu...
Rizqa Elvy Afkarina
Rizqa Elvy Afkarina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UIN KHAS JEMBER

Keberhasilan itu bukan ditunggu tetapi harus diwujudkan ,- afkarr.r

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisa Hadist Tarbawi

8 Juni 2022   22:18 Diperbarui: 8 Juni 2022   23:03 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Analisa Hadist Tarbawi

ANALISA HADIST TARBAWI

1. Hadist Ibnu Majah 220

a). Periwayat

a. Anas bin malik

Beliau memiliki nama lengkap Anas bin Malik bin al-Nadlar bin Dlamdlam bin Zaid bin Haram.

b. Muhammad bin Sirrin

Beliau memiliki nama lengkap Muhammad bin Sirrin bin Maula Anas bin Malik.

c. Katsir bin Syindzir

Beliau memiliki nama lengkap Katsir bin Syindzir al Maziny lahir di Basrah.

d. Hafsh bin Sulaiman

Beliau memiliki nama lengkap Hafsh bin Sulaiman bin al Usdy al Bazaz.

e. Hisyam bin Ammar

Beliau mempunyai nama lengkap Hisyam bin Ammar bin Nuashair bin Maisarah bin ‘Abban.

f. Ibnu Majah

Beliau memiliki nama lengkap Muhammad bin Yazid Ibn Majah al Rubay’iy al Qazwaini al Hafidz.

b). Persambungan sanad

Antara Rasulullah saw. Dengan Anas bin Malik tidak diragukan lagi persambungannya. Sedangkan hubungannya dengan periwayat sesudahnya Muhammad bin Sirrin dapat dikatakan bersambung, karena ada hubungan antara guru dan murid. Persambungan sanad antara Katsir bin Syinzir dengan rawi Muhammad bin Sirrin dapat dilihat dari hubungannya antara guru dan murid serta umur keduannya. 

Dan hubungannya dengan periwayat setelahnya juga dikatakan bersambung seperti pertimbangan yang sama. 

Sanad Hafsh bin Sulaiman dengan periwayat sebelumnya, Ktatsir bin Syinzir bersambung berdasarkan hubungan guru dan murid serta selisih umur keduanya. Hisyam bin Ammar dengan sanad sesudahnya yaitu Ibnu Majah juga bersambung dengan pertimbangan yng sama. Hadist ini mencapai derajat Hasan li Ghairihi, sehingga dapat dijadikan hujjah atau pegangan.

c). Kandungan hadist

Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah menjelaskan mengenai bahwa ilmu adalah sesuatu yang sangat penting bagi manusia di dunia maupun akhirat. Ilmu menjadikan manusia yang memiliki kelebihan daripada mahluk lainnya. 

Maka dari itu hadist ini menjelaskan bahwa menuntut ilmu itu ialah wajib bagi setiap muslim dan menjelaskan juga untuk tidak memberikan ilmu pada orang yang tidak mau menerimanya, karena orang yan tidak mau atau enggan menerima ilmu tidak akan mau untuk mengamalkan ilmu tersebut.

2. Hadist Tirmidzi 2570

a). Periwayat

a. Abu Hurairah

Beliau memiliki nama lengkap Abdurrahman Ibn Sahr.

b.  Abu shalih

Beliau memiliki nama lengkap Dzakwan. Kunyah beliau adalah Abu Shalih, sedangkan laqab beliau adalahal-Saman al-Zayad.

c. Al ‘Amasy

Beliau memiliki nama lengkap Sulaiman bin Mihran Al-Hasadi Al-Kahali abu Muhammad Al-Kufi Al-‘Amasy.

d. Abu usamah

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Hammad bin Usamah bin Zaid al Quraisy, Abu Usamah Al-Kufiy.

e. Mahmud bin ghailan

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Mahmud bin Ghailan yang terkenal dengan sebutan Mahmud bin Ghailan Al ‘Adwiy.

f. Tirmidzi

Beliau memiliki nama lengkap Imam Al-Hafiz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak As-Sulami At-Tirmidzi.

b). Persambungan sanad

Persambungan sanadnya, antara Nabi dengan Abu Hurairah tidak perlu diragukan lagi persambungan keduanya, karena Abu Hurairah adalah sahabat Nabi. Semua sahabat Nabi adalah adil, maka dari itu persambungan sanadnya tidak perlu dipertanyakan kembali antara Nabi dengan Abu Hurairah. 

Antara Abu Hurairah dan Abu Shalih juga begitu terdapat hubungan yang kuat, karena Abu Shalih adalah salah satu murid Abu Hurairah. Kemudian Abu Shalih dengan Sulaiman bin Mihran, Abu Shalih wafat pada tahun 101 H, 

Sulaiman bin Mihran wafat pada 147 H. Sulaiman bin Mihran adalah salah satu murid Abu Shalih, maka antara Abu Shalih dan Sulaiman bin Mihran mereka hidup sezaman dan periwayatannya bersambung serta dapat diterima. 

Lalu hubungan antara Sulaiman bin Mihran dengan Abu Usamah, Abu Usamah adalah murid dari Sulaiman bin Mihran, maka dari itu hubungan antara keduanya adalah sezaman dan periwayatannya bersambung. 

Setelah itu Abu Usamah dengan Mahmud bin Ghailan, Abu Usamah merupkan salah satu guru dariMahmud bin Ghailan. Hubungan keduanya yaitu antara guru dan murid. Para ulama menilai beliau baik, serta periwayatannya dapat diterima. Dapat disimpulkan bahwa kualitas sanad hadist ini tergolong hasan dan dapat diterima sebagai hujjah.

3. Hadist Bukhori 4639

a). Periwayat

a. Utsman bin affan

Beliau memiliki nama lengkap Usman bin Affan bin Abi Al Ash bi Umayyah bin

b. Abdurrahman as sulami

Beliau memiliki nama lengkap Muhammad bin Husain bin Muhammad bin Musa bin Khalid bin Salim al-Naisaburi, nama singkatnya yaitu Abu Abdurrahman as-sulami.

c. Sa’ad bin Ubaidah

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Sa’ad bin Ubaidah bin Dulaim bin Haritsah bin Abu Hazimah bin Tsa’labah bin Tharif bin Al-Khazraj.

d. ‘Alqamah bin Martsad

Beliau memiliki nama lengkap Abu Syibli ‘Alqamah bin Martsad bin Abdullah bin Malik an-Nakha’i Al Kufi.

e. Hajjaj bin minhal

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Hajjaj bin Minhal Al Anmati Abu Muhammad al salami.

f. Bukhori

Beliau memiliki nama lengkap Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughiroh bin Bardzibahal-Ju’fi al-Bukhori.

b). persambungan sanad

Bukhari meriwayatkan hadist dari gurunya adalah benar, dari segi umur dan gurunya adalah sezaman dengan demikian sanadnya bersambung. Hajjaj bin Minhal meriwayatkan hadist dari para gurunya yaitu Syu’bah adalah benar dan bersambung. ‘Alqamah meriwayatkan hadist dari gurunya yaitu 

Sa’ad bin Ubaidah adalah benar dan sanadnya bersambung. Sa’ad bin Ubaidah meriwayatkan hadist dari gurunya yaitu Abu Abdurrahman as sulami adalah benar dan sanadnya bersambung. Utsman bin Affan meriwayatkan hadist dari Rasulullah adalah benar, dengan demikian sanad antara Utsman dan Rasulullah adalah bersambung.

4. Hadist Abu Daud 417

a). Periwayat

a. Sabrah

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Sabrah bin Ma’bad al-Juhanni.

b. Ar-Rabi’ bin Sabrah

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Rabi’ bin Sabrah bin Ma’bad al-Juhanni al-Madani.

c. Abdul Malik bin Ar-Rabi’ bin Sabrah

Beliau memiliki nama lengkap Abdullah bin ar-Rabi bin Sabrah bin Mu’bad al-Juhany.

d. Ibrahim bin Sa’ad

Beliau memiliki nama lengkap Ibrahim bin Sa’ad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf az Zuhri Abu Ishaq al Madani.

e. Muhammad bin Isa bin Ali bin Abi Thalib

Beliau memiliki nama lengkap yaitu Muhammad bin Isa bin Najih al Bagdad Abu Safar Ibn at Taba’.

f. Abu Daud

Beliau memiliki nama lengkap Sulaiman bin Asy’as bin Syaddad bin Amru bin ‘Amr.

b). Persambungan sanad

Persambungan sanad dalam hadist ini semuanya bersambung dan periwayatannya dapat diterima semua.

c). Kandungan hadist

Hadist ini mengajarkan bagaimana strategi mendidik anak tentang perintah shalat, orang tua bertanggungjawab atas pendidikan anaknya, diperintahkan oleh Rasulullah agar memerintahkan anaknya untuk melaksanakan shalat. Perintah untuk melakukan shalat ini sangat tegas, seorang anak dalam usia empat atau lima tahun sudah diajarkan orang tua nya untuk melaksanakan shalat bersama, anak-anak dapat menirukan meskipun sekedar ikut-ikutan. Setelah berusia tujuh tahun orang tua dengan tegas memerintahkan anaknya untuk melaksanakan shalat, apabila anaknya membangkang perintahnya maka orang tua boleh memukul.

5. Hadist Al Hakim 8473

a). Periwayat

a. Al Hakim

Beliau memiliki nama lengkap Abu ‘Abdullah Muhammad bin Abdullah bin Muhammad bin Hamdun bin Nu’aym bin Bayyi’ al-Dalabbi al-Thahmani al-Naysaburi.

b. Ibnu Abbas

Beliau memiliki nama lengkap Abdullah bin Abbas bin Abdullah Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf al Quraisyi al Hasyimi.

b). Persambungan sanad

Hubungan antara Ibnu Abbas dan dengan al Hakim adalah guru dan murid, maka sanadnya muttashil dan bersambung. Ibnu Abbas merupakan salah satu murid Rasulullah sekaligus anak dari pamannya Rasul, maka sanadnya bersambung dan muttashil. Hadist riwayat al Hakimini merupakah hadist yang shahih.

c). Kandungan hadist

Hadist ini menjelaskan tentang memanfaatkan lima perkara sebelum lima perkara. Yang pertama yaitu manfaatkan masa mudamu sebelum datang masa tuamu, yang kedua yaitu manfaatkan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, yang ketiga yaitu masa kekayaanmu sebelum datang masa kefakiranmu, 

yang ke empat yaitu manfaatkan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, yang kelima yaitu manfaatkan hidupmu sebelum datang kematianmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun