Seiring berjalannya waktu, satu-persatu tabir kasus ini mulai terbuka.
Bahkan, alibi keterangan awal tragedi ini berbanding 360 derajat setelah Bharada E siap sebagai Justice Collaborator atau JC guna membongkar kasus pelik ini.
Soal baku tembak misalnya, awalnya Brigadir J disebut beradu "timah panas" dengan Bharada E seusai adanya dugaan harassment atau pelecehan terhadap Putri Candrawathi, Istri Irjen Ferdy Sambo.
Kasus dugaan pelecehan seksual itu sendiri disebut dilaporkan Putri Candrawathi ke Polres Jakarta Selatan. Lantas, ditarik ke Polda Metro Jaya dan menjadi penyidikan di Bareskrim Polri.
Kini, narasi yang dibangun tentang insiden tersebut "menguap".Â
Kata predikat baku tembak berubah menjadi penembakan.
Pasalnya, Bharada E mengaku bahwa ia menembak Brigadir J atas perintah atasannya yang tidak lain adalah Ferdy Sambo.
Apresiasi Terhadap Gelombang Penasaran Netizen +62
Saya pribadi mengapresiasi "gelombang penasaran" netizen +62 yang menjadi desakan bagi Polri untuk membuka tabir fakta kasus ini.
Berbagai lini masa media sosial tak berhenti membahas tentang peristiwa yang merenggut nyawa Brigadir J.Â
Di tengah perkembangan arus informasi dari media mainstream soal kronologi awal tentang aksi tembak-menembak, ada saja netizen +62 yang kritis dan berpikir analitis serta detail laiknya detektif. Merasa ada yang janggal, mayoritas menganggap perlu penelaahan lebih lanjut.
Terlebih, kasus ini terjadi di dalam lingkungan internal Polri dan menyeret satu diantara Perwira Tinggi Polri yakni Irjen Ferdy Sambo.