Dunia itu semakin mengurung mereka dan mematikan waktu yang terus berjalan, terlebih pesan masing-masing pasangan begitu kuat. Keduanya kembali berperan dalam tokoh protagonis agar mendapatkan iba.
Sampai-sampai, suara nafas yang seharusnya terdengar menyedihkan, seakan terhalang oleh tembok kemunafikan. Tubuh Raka sedikit bergetar, yang membuat ranjang ikut bergerak, hanya saja jiwanya sudah terpatri pada alam lain, sehingga tidak peduli dengan apapun.
Nenek Astri yang datang untuk membawakan baju terkejut melihat pemandangan itu, dirinya berteriak hebat dan bergegas menghubungi petugas yang ada di sana. Dengan cekatan semua pahlawan berseragam putih itu langsung menangani Raka, sementara Andre, Nila, dan Nenek Astri diminta menunggu di luar.
"Ibu, nggak habis pikir dengan kalian! Bisa-Bisanya kondisi seperti ini masih sibuk sendiri-sendiri!" kata Nenek Astri yang sangat marah.
Nila dan Andre sendiri tampak kebingungan, apa yang dilakukannya ketika dalam dunia yang lain mereka mencoba untuk berdamai. Sementara, dalam dunia nyata keduanya harus berpura-pura mencintai.
"Kalia matiin handphonenya, atau lebih baik keluar dari sini dan jangan pernah bertemu dengan cucu Ibu!" kata Nenek Astri yang terdengar geram dan mencoba menahan suaranya agar tidak terdengar keras.
Beberapa suster mulai berdatangan membawakan berbagai macam peralatan medis. Nenek Astri mulai panik, dirinya sebenarnya sudah bertanya kepada petugas itu, tetapi tidak menemukan jawaban ada apa dengan cucunya.
Dokter akhirnya keluar,, hanya saja raut wajahnya tampak sedih dan sepertinya ada kabar buruk yang perlu disampaikan. Benar saja, Raka meninggal dunia, karena terlambat dalam penanganan, seharusnya saat Raka mulai merasakan sesak mereka menghubungi dokter segera.
Hantaman keras bagaikan tertimpa sebuah batu meteor dari langit. Tangis Nenek Astri pecah seketika, Nila dan juga Andre. Ketiganya masih tidak percaya bahwa Raka akan pergi secepat itu.
Sungguh seperti daun yang telah tumbuh lalu mati tak meninggalkan bekas, seperti itu rasanya perasaan Nila dan Andre. Nenek Astri terus meluapkan kesedihannya, hingga akhirnya pingsan.
Seluruh petugas medis mencoba melakukan perawatan, kepada Nenek Astri. Andre dan Nila masih terduduk dengan pandangan kosong, rasanya seperti ini hanya mimpi saja.