Mohon tunggu...
Nusantara Rizky
Nusantara Rizky Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis aktif baik cerpen, puisi, dan berbagai artikel di berbagai media Kalau di beranda kamu menemukan nama Nusantara Rizky Jangan lupa di sapa dan follow Semoga semua karya saya menginspirasi, menyenangkan dan menghibur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kaca

28 Desember 2017   19:51 Diperbarui: 28 Desember 2017   19:53 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kau benar, dia sekarang menjadi pendiam dan tak lagi menyindir saya."

"Benarkah?"

"Ya, sekarang saya tahu apa yang kau maksud dengan nyisir dan nyindir itu memang membutuhkan kaca."

"Baguslah kalau begitu, saya turut senang mendengarnya."

"Kau tahu, setiap hari saya membawa kaca, kemana pun saya pergi selalu ada kaca."

Tak ada yang dilakukan Nurul dalam menghadapi orang-orang yang mulai menyindir dirinya. Dia hanya memberikan kaca kepada mereka satu persatu seperti yang dilakukan Herman kepadanya. Seperti halnya Nurul, mereka pun terdiam dan tak lagi memperbincangkan Nurul. Walau, pada awalnya mereka bingung dengan kaca pemberian Nurul.

"Saya tahu alasan kenapa kau diangkat menjadi Kepala Divisi." kata Nurul yang menemui Herman diruangannya sembari meminta tanda tangan Herman untuk beberapa berkas penting.

"Kenapa?"

"Kau mampu menyadarkan kami dengan kaca itu, jujur sebenarnya aku pun juga tak pernah punya pengalaman, aku bisa masuk kesini karena dibawa seseorang, berbeda dengan dirimu yang bisa masuk tanpa bantuan siapa pun, maafkan saya."

"Satu lagi, aku tak tahu apakah aku bisa tenang bila aku mengahadapi masalah seperti yang kau hadapi ini, mungkin ini adalah alasan dari atasan memilihmu."

Herman tak begitu menanggapi pujian dari Nurul itu. Dia hanya sedikit tersenyum lega dengan apa yang diperbuatnya. Benda kecil yang seakan tak berharga itu telah menyelamatkan dirinya dari apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun