Mohon tunggu...
Rizky AdiFirmansyah
Rizky AdiFirmansyah Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

55522120038 - Magister Akuntansi - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Dosen Pengampu : Apollo, Prof.Dr, M.Si.AK - Pajak Internasional/Pemeriksaan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

TB 2 Pajak Internasional : Memahami Peluang dan Tantangan Perpajakan Controlled Foreign Corporation di Indonesia Pendekatan Teori Peirre Bourdieu

16 Juni 2024   21:36 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:54 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapital

Kapital merupakan modal di dalam hidup yang memungkinkan kita untuk memperoleh kesempatan - kesempatan. Kapital tidak hanya dimaknai sebagai ekonomi (misalnya bentuk kemakmuran, uang, kekayaan), namun juga kapital budaya (seperti keahlian, dan kepintaran), Kapital sosial (Jaringan, hubungan bisnis, hubungan sosial dalam masyarakat), dan juga kapital simbolik (seperti kebanggan, prestis) (Bourdieu, 2007). 

Kepemilikan keempat kapital ini tentu saja memberikan pengaruh pada habitus seseorang. Anak seorang profesor (yang orang tuanya memiliki kapital budaya yang tinggi) tentu memiliki habitus yang berbeda dengan anak seorang pedagang kaki lima (sedikit memiliki kapital budaya). 

Pemilihan diksi ketika akan berkomunikasi dalam masyarakat akan menunjukkan diferensiasi  diantara kedua anak tersebut. Bourdieu juga mengingatkan, tidak cukup berbekal kapital saja untuk dapat memaksimalkan komunikasi dalam arena, namun juga penting melihat strategi penempatan. 

Strategi penempatan adalah maksimalsisai kapital yang dimiliki pada sebuah arena sosial tertentu dalam waktu yang tepat. Arena adalah konsep yang lain dari Bourdieu tentang dunia sosial, sebagai bentuk potongan kecil dari dunia sosial, dengan penuh kesepakatan, serta bekerja secara mandiri (otonom) dengan hukumnya sendiri, misal arena politik, seni, agama serta lain sebagainya (Bourdieu, 2007).

Kapital/dokpri
Kapital/dokpri

Arena

Masih merujuk Santosa (santosa, 2016), penjelasan singkat mengenai arena diuraikan sebagai berikut : "Arena adalah ruang khusus yang ada di dalam masyarakat. Ada beragam arena, seperti arena pendidikan, arena bisnis, arena seniman, dan arena politik. Jika orang ingin berhasil si suatu arena, maka ia perlu untuk mempunyai habitus dan kapital yang tepat". 

Misalnya di dalam arena bisnis. Misalnya seseorang menginginkan keberhasilan dalam berbisnis, maka seseorang tersebut harus memiliki kebiasaan  / habitus yang tepat (misalnya ulet bekera dan hemat) serta kapital bisnis (dengan uang sebagai modal usaha) maupun kapital budaya (memiliki jaringan kenalan yang luas) yang tepat. 

Apabila seseorang memiliki habitas dan kapital seorang pendidik, kemudian terjun ke arena bisnis, maka kemungkinan besar, seseorang tersebut tidak akan berhasil. Melihat tiga konsep Habitus, Kapital, dan Arena di atas, tampak benang merah yang menghubungkan ketiganya. 

Untuk dapat diwujudkan dalam salah satu arena dalam hidup, misalnya dalam arena bisnis tadi, seseorang perlu mempunyai habitus dan kapital yang tepat untuk arena itu. Kemungkinan besar seseorang akan gagal dalam arena bisnis jika ia tidak memiliki habitus dan kapital yang tepat di sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun