Ibu mertuanya meluahkan kegelisahannya dari semalam.Â
"Maafin Rini Bu."
"Semua sudah terjadi. Sudahlah Rin."
Rini segera beranjak menyiapkan sarapan untuk Edo dan Tiara. Bergegas dia ke ruang tamu ingin menyuapi Tiara makan.Â
"Aku berangkat dulu ya Rin. Nanti biar Tiara dibawa Ibu ke Puskesmas. Biar dicek juga. Kamu jaga Edo dan Ayah ya. Dari tadi Ayah asyik bersihkan sampah di belakang tu."
"Iya hati-hati Bang." Rini risau jika Ibu membawa Tiara ke Puskesmas. Bisa-bisa satu kampung jadi tau masalah Tiara. Dengan cemas dia segera membawa bekas makan Edo dan Tiara. Ternyata Ibu sudah siap dengan kerudung panjangnya.Â
"Rin, Ibu bawa Tiara dulu ya. Di sana kan ada si Yanti dan Indah yang bisa ibu tanya-tanya. Semoga mereka ada saran untuk Tiara. Kamu jaga Edo ya. Jangan ditinggal Edo, takut lasak dan terkena kaca atau jatuh."
"Ibu yakin mau bawa Tiara? Kan Tiara gak perlu dibawa Bu. Di sana kan ramai Ibu-ibu rempong. Hufh!"Â
"Eh jangan ngomong gitu. Ya mesti dibawalah biar dilihat diperiksa. Udah kamu tenang aja. Ibu pasti lindungin Tiara. Cucu Ibu juga."
"Iya Bu, hati-hati ya." Rini tak mau ribut dengan Ibu mertuanya. Semoga saja memang benar Ibunya dapat solusi dari sana.
Lama juga dia harap-harap cemas menunggu kepulangan Ibu. Kenapa Ibu lama ya. Apa banyak antrian? Duh Tiara, cepat pulang Nak. Rini risau bermain berdua saja dengan Edo. Biasa main dengan Tiara dan Ibu. Karena bosan diajaknya Edo main di teras depan. Melihat pekarangan banyak sampah daun kering, diambilnya sapu dan segera disapunya sambil sesekali dilihatnya Edo yang sedang bermain dan berlari dengan pesawat mainannya. Bu Tari lewat dan berhenti di pagar depan rumah.