Mohon tunggu...
Rizky Febrinna S.Pd
Rizky Febrinna S.Pd Mohon Tunggu... Guru - Love Your Sweet Life

Write all about life, believe in your heart...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sesal Tiada Akhir (8)

4 Februari 2021   11:26 Diperbarui: 4 Februari 2021   11:51 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rini memeluk dengan perlahan bayi perempuan tersebut. Dipandanginya lama. Kepalanya mencari-mencari seperti haus.

"Edo mana Bang. Aku mau peluk Edo juga."

"Edo dah tidur di kamar Ayah. Ini sudah malam, besok saja ya."

"Lapar Bang, aku mau makan."

Agus segera keluar kamar meninggalkan Ibunya dan Istri dan anaknya. 

"Rin, muka kamu kenapa. Senyum Nak. Sekarang sudah sepasang anakmu. Kenapa Ibu lihat wajahmu malah sedih. Cerita ke Ibu Nak."

"Rini takut Bu. Takut belum bisa menyusui, takut tak bisa adil terhadap Edo."

"Jangan berfikir begitu. Itu tak akan terjadi. Ada Agus,Ibu dan Ayah. Kita sama-sama membesarkan mereka. Itu tugas kita bersama. Kamu jangan takut ya. Kami semua sayang sama kamu Nak." Rini tak menyangka Ibu mertuanya bisa bicara seperti itu. Selama ini dia telah salah menilai. Bertambah rasa sesalnya. Andai kedua orang tuanya masih hidup, mungkin Ibunya akan marah jika tahu dia pernah berfikiran buruk terhadap mertuanya.

Agus datang membawa sepiring nasi dan lauk lengkap dengan sayur. Dia duduk di samping Rini dan segera menyuapinya.

"Makan yang  banyak ya, biar banyak ASI kamu. Coba kamu sambil kasih sekarang, semoga udah ada ASInya. Kasian tu haus kayanya Rin."

"Iya Bang." Rini tak menyangka ternyata sudah ada ASInya meski sedikit. Ada perasaan yang sulit dijelaskan. Namun masih ada yang mengganjal di hatinya, hatinya belum tenang sama sekali. Sesuatu yang sulit dijelaskannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun