Dekontruksi terhadap nilai humanisme yang terjalin antar supporter juga membuat para supporter tidak hanya bicara tentang sepakbola di dalam lapangan saja, bahkan sampai berjuang untuk mengedepankan hak persamaan semua masyarakat untuk bisa mendapatkan lahan untuk bisa bermain bola bersama
“FOOTBALL FOR UNITY”
“FOOTBALL FOR HUMANITY”
Slogan seperti itulah yang membuat sepakbola seperti tujuan awal dicetuskan. Rasionalitas memang menjadi hal yang sulit dikedepankan ketika fanatisme itu menyebar lebih luas, akan tetapi emosional yang berasal dari hati nurani dapat membangkitkan kepedulian yang tinggi.
Bahkan di Indonesia sendiri, para supporter banyak yang mengadakan agenda kolektif berbasis solidaritas untuk memperjuangkan pendidikan gratis, hak tanah seperti di Dago Elos, keadilan terhadap korban kekerasan dan kegiatan kemanusiaan lainnya.
Hal itulah yang perlu dibangun kembali di dalam iklim sepakbola supaya sepakbola tidak hanya dinilai sebagai olahraga saja akan tetapi alat perjuangan dan pemersatu bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI