Sepakbola telah berkembang pesat menjadi salah satu olahraga yang paling banyak diminati oleh masyarakat dunia. Permainan ini menjadikan beberapa daerah membuat sebuah klub atau tim untuk bisa menyalurkan masyarakat yang ingin bermain sepakbola.
Perkembangan zaman pun menjadikan sepakbola mengalami masa transformasi dalam sistem, bentuk permainan, peraturan, dll. Hal ini lah yang kemudian menjadikan sepakbola menjadi olahraga yang ‘terlihat’ ekslusif dibandingkan olahraga lainnya.
Oleh karena itu, klub sepakbola yang ingin tampil di kompetisi kancah nasional atau bahkan internasional haruslah memiliki legitimasi dalam bentuk hukum yang absah. Hal inilah yang kemudian membentuk adanya supporter.
Jika berbicara sepakbola, supporter menjadi salah satu elemen yang tidak terpisahkan dari sepakbola itu sendiri. Salah satu pelatih manager klub liverpool, Bill Shankly, ia mengatakan bahwa, di dalam sepakbola terdapat tiga komponen tak terpisahkan dan memiliki hubungan diantara ketiganya, yaitu: Manager (Pelatih), Klub, dan Supporter. Konsep tersebut kemudian dinamakan dengan Holy Trinity of Football.
Jika pelatih adalah konseptor yang meracik para pemain sebelum bertanding didalam lapangan, dan klub adalah wadah dari para pemain untuk bisa bertanding. Maka, supporter adalah sekumpulan orang yang mendukung tim tersebut di luar lapangan baik pra-pertandingan maupun pasca pertandingan.
Kemunculan supporter tidak hanya menggambarkan bentuk dukungan terhadap klub ketika sedang bertanding. Akan tetapi, supporter menempatkan klub di hati dan jiwa mereka. Sehingga, ke manapun klub tersebut berlaga, supporter tersebut akan mendukungnya meskipun dengan berbagai kesulitan yang ia miliki. Hal itulah yang menjadikan sepakbola dikenal sebagai olahraga dengan fanatisme yang tinggi.
Fanatisme ini biasanya muncul atas beberapa hal, seperti adanya komunal komunal yang membangkitkan spirit kebanggaan terhadap klub, pemujaan yang berlebihan terhadap klub ataupun keberadaan wilayah supporter tersebut.
Meskipun beberapa orang menganggap fanatisme itu melahirkan sebuah tindakan kriminal, akan tetapi saya lebih percaya bahwa fanatisme itu dapat dikendalikan dengan cara dirawat dan diarahkan dengan baik.
Konsep Humanisme dalam Sepakbola
Secara teoritis, humanisme berasal dari dua kata, yaitu: humus dan isme. “Humus” yang berarti tanah dan bumi, dan “Isme” yang berarti paham, ajaran atau kepercayaan.
Dari akar kata humus kemudian memunculkan istilah seperti “homo” yang berarti manusia, “humanus” yang berarti manusiawi dan “humilis” yang berarti kesederhanaan.
Jika diartikan secara teologis, Humanisme merupakan sebuah ajaran yang menempatkan manusia kembali kepada nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri.