KESIMPULAN
    Culture shock atau kejutan budaya dapat diartikan sebagai keadaan yang dialami oleh individu yang meninggalkan lingkungan asalnya dan merantau ke daerah lain yang memiliki adat istiadat serta norma sosial yang berbeda dari daerah asalnya. Culture shock merupakan masalah spesifik yang dialami oleh mahasiswa rantau. Culture shock biasanya ditandai dengan  mengalami perasaan cemas, khawatir, stres, takut, rasa tidak aman, dan perasaan rindu rumah karena pengaruh dari culture shock.
    Tahapan dari culture shock ada empat tahapan, yaitu fase honeymoon (fase bersenang-senang), fase frustrasion(fase ekspetasi tidak seindah realita), fase readjustment( fase penyesuaian diri), fase resolution (fase proses adaptasi berjalan). Dampak dari culture shock ini cenderung membuat mahasiswa menjadi tidak nyaman, stres, merasa gagal dalam mengatur waktunya dan merasa rindu rumah, hingga melakukan isolasi dan merasa kesepian. Adapun pengaruh pada sistem kinerja akademiknya karena sistem penyampaian yang berbeda dari pendidikan sebelumnya, tak jarang juga ada yang mengalami gangguan kesehatan seperti pusing, gangguan pencernaan, bahkan ada yang sempat dilarikan ke rumah sakit karena  kesehatannya yang drastis menurun.
   Namun, hal ini dapat diatasi dengan berbagai cara yang dapat digunakan oleh mahasiswa rantau yang mengalami culture shock yakni dengan melakukan self-awareness atau merefleksi diri mempelajari tahapan dan solusi untuk mengatasi culture shock pada dirinya, melakukan pergaulan dengan masyarakat sekitar untuk menambah wawasan dan membuka proses adaptasi, serta menggunakan waktu luang untuk mempelajari berbagai budaya yang ada di lingkungan baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H