4. Maga Bathanga: Temuan Akhir
Konteks Implementasi: Setelah proses diskusi dan koreksi selesai, auditor menyusun laporan audit yang mencerminkan kebenaran sejati berdasarkan data dan konflik yang telah diselesaikan.
Aktivitas fiskus:
- Menyusun laporan akhir yang mencakup:
- Temuan utama dalam audit.
- Rekomendasi untuk meningkatkan kepatuhan pajak di masa depan.
- Langkah mitigasi untuk menghindari masalah serupa.
- Memberikan laporan ini kepada manajemen perusahaan dan otoritas pajak.
- Contoh Nyata laporan akhir menunjukkan bahwa koreksi telah dilakukan pada pengeluaran yang tidak relevan. Perusahaan diberi panduan untuk memperbaiki praktik pencatatan biaya operasional agar lebih sesuai dengan regulasi pajak.
Contoh Kasus: Implementasi Hanacaraka
Sebuah perusahaan logistik melaporkan kerugian pajak meskipun omzet meningkat.
Penerapan Dialektika Hanacaraka:
- Hana Caraka: fiskus mengumpulkan data transaksi perusahaan, termasuk laporan keuangan, SPT, dan dokumen operasional.
- Data Sawala: Ditemukan bahwa sebagian besar biaya operasional adalah untuk kendaraan yang dimiliki secara pribadi oleh direktur.
- Padha Jayanya: fiskus berdiskusi dengan direktur untuk memisahkan biaya kendaraan pribadi dari biaya operasional perusahaan.
- Maga Bathanga: Laporan audit menyarankan perusahaan untuk membuat akun terpisah untuk biaya pribadi dan biaya perusahaan di masa depan.
Implementasi Dialektika Hanacaraka memberikan kerangka kerja yang fleksibel untuk menyelesaikan konflik perpajakan. Pendekatan ini mengedepankan harmoni, kejujuran, dan keseimbangan antara regulasi pajak dan kebutuhan wajib pajak. Dengan menerapkan prinsip ini, fiskus dapat menghasilkan audit yang lebih transparan, bermakna, dan bermanfaat bagi semua pihak.
Why (Mengapa digunakan dalam Audit Perpajakan?)
Pendekatan Dialektika Hanacaraka digunakan dalam audit perpajakan karena mampu menghadirkan kerangka kerja yang filosofis dan reflektif, yang membantu fiskus tidak hanya fokus pada data tetapi juga memahami konteks dan harmoni di dalamnya. Berikut adalah alasan utama mengapa pendekatan ini relevan:
1. Pendekatan Filosofis dan Reflektif, Dialektika Hanacaraka menggunakan prinsip-prinsip logos Jawa, yang penuh makna dan reflektif, untuk memandu fiskus dalam proses audit. Pendekatan ini memungkinkan fiskus untuk melihat masalah dari berbagai sudut pandang, sehingga tidak hanya berfokus pada angka atau aturan tetapi juga pada makna yang lebih dalam di balik data.