Ibu yang mengandung di usia dini akan mengalami trauma berkepanjangan, kurang bersosialisasi dan juga mengalami krisis kepercayaan diri serta rentan mengalami baby blues. Dalam suatu penelitian didapatkan sekitar 14% bayi yang lahir dari ibu yang berusia dibawah 17 tahun adalah prematur, anak juga lebih beresiko mengalami perlakuan salah ataupun penelantaran.
Dua orang yang menikah dini cenderung belum memiliki penghasilan yang cukup atau bahkan belum bekerja, hal inilah yang menyebabkan pernikahan dini rentan mengalami kemiskinan. Sering ditemukan Kekerasan dalam rumah tangga pada pasangan yang menikah dini, dikarenakan kondisi emosinya masih labil dan menyebabkan terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Bila dianalisis dampak negatif pernikahan dini lebih banyak daripada dampak positifnya, untuk itu perlu adanya komitmen dari pemerintah dan masyarakat untuk menekan angka pernikahan dini di Indonesia.Â
Kualitas pernikahanÂ
Kualitas pernikahan dapat dilihat dari kebahagiaan dan kepuasan pernikahan yang mencakup ekonomi, komunikasi, kepribadian pasangan, komitmen, penyesuaian dan cinta. Komunikasi merupakan sesuatu yang penting dalam sebuah hubungan pernikahan karena dengan komunikasi yang lancar dan terbuat kepada pasangan akan membuat hubungan lebih awet dan harmonis. Puspitawati dan Setioningsih, (2010) menemukan bahwa semakin lemah suatu komunikasi dalam hubungan maka semakin menurun pula kualitas pernikahan yang dirasakan.
Komunikasi yang lancar juga dapat menjaga komitmen antar pasangan, karena dalam suatu hubungan menjaga komitmen bukanlah hal yang mudah. Seorang anak perempuan yang menikah diusia dini, umumnya masih ingin menikmati masa mudanya dan meluaskan pergaulan. Akan tetapi harus dikurangi karena sudah berstatus menikah dan harus menjaga komitmen bersama pasangan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rizkillah, (2014) dan Nuraini, (2004) menunjukkan bahwa tingkat kebahagiaan yang tertinggi pada komitmen pernikahan Istri menunjukkan selalu menjaga komitmen pernikahan dan hal ini tercapai dengan adanya keterbukaan antara pasangan sehingga menjaga komitmen pernikahan.Â
Kebutuhan ekonomi merupakan salah satu penopang kebutuhan dalam pernikahan. Pada aspek ekonomi dalam kualitas pernikahan menyatakan Istri sering berdebat dengan pasangan mengenai keuangan. Rumah tangga pernikahan dini masih belum ada kemandirian dan masih bergantung kepada orang tua masing-masing keluarga dan dari segi kecukupan sebagai kebutuhan bahkan tidak cukup. Sebuah penelitian yang dilakukan Higginbotham dan Felix, (2009) menyatakan permasalahan ekonomi membuat berkurangnya kehangatan dalam pernikahan serta resiko konflik dan tekanan dalam pernikahan. Kebutuhan ekonomi dapat menjadi konflik dalam rumah tangga dan dapat menurunkan kualitas suatu Pernikahan.
Â
Dampak pernikahan dini pada kesehatan mental perempuanÂ
Masalah atau konflik yang dihadapi yang dihadapi dalam sebuah hubungan pernikahan dan cara menanganinya sangat tidak mudah bagi perempuan yang menikah di usia muda. Karena dari sifat, cara berpikir yang kurang dewasa dan emosi yang masih labil kadang dapat berdampak pada mental.
a. Dampak psikologisÂ
 Dampak psikologis yang dirasakan oleh perempuan/istri: