"Aku akan merebut kembali yang menjadi hakku!" tekadnya bulat.
Dengan bantuan Arya Wiraja, Raden Wijaya membangun kekuatan di desa Majapahit. Setiap hari, ia melatih pasukannya, menanamkan semangat juang yang tak kenal menyerah. Setiap malam, ia merencanakan strategi untuk mengalahkan Jayakatwang.
"Majapahit akan menjadi kerajaan terbesar di Nusantara!" teriaknya lantang di hadapan pasukannya.
Akhirnya, saat yang dinantikan tiba. Pasukan Raden Wijaya menyerbu ibukota Kerajaan Singasari. Pertempuran berlangsung sengit. Darah mengucur deras membasahi tanah. Teriakan perang menggema mengguncang langit.
Di tengah hiruk pikuk pertempuran, Raden Wijaya bertemu langsung dengan Jayakatwang. Keduanya saling berhadapan, mata mereka saling menatap tajam. Dalam sekejap, pedang mereka bersentuhan. Pertempuran satu lawan satu antara dua raja yang berambisi itu tak terelakkan.
Dengan sekuat tenaga, Raden Wijaya menghunjamkan pedangnya ke tubuh Jayakatwang. Raja yang kejam itu pun tumbang. Kemenangan berada di pihak Raden Wijaya.
Sorak sorai kemenangan menggema di seluruh penjuru kerajaan. Raden Wijaya dinobatkan sebagai raja pertama Kerajaan Majapahit. Ia berdiri di atas singgasana, menatap jauh ke cakrawala. Mimpi-mimpi besar mulai terukir dalam benaknya. Majapahit akan menjadi kerajaan yang makmur dan disegani oleh seluruh bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H