Saya telah belajar soal kepercayaan diri melaluinya untuk berbicara di depan umum, meski proses mengasahnya masih terus berlangsung. Saya telah berhasil berbicara di hadapan ratusan orang, meski sekedar sebagai penanya dalam sebuah seminar terbuka. Reaksi orang di saat awal tidak lagi mempengaruhi saya, karena saya telah belajar menguasai diri saat di depan orang banyak. Kaki saya tidak lagi gemetar tanpa perlu lagi saya siasati, karena saya telah belajar menguasai diri saya.
Tapi, yang paling utama dari semua itu, yang saya pelajari sampai hari ini dari persinggungan kecil saya dengan dunia sastra di masa remaja, melalui perantara seorang pujangga yang taat beragama, adalah betapa dalamnya pengaruh sebuah tindakan kecil yang menyertakan hati, dengan berlandaskan kebenaran. Betapa yang 'sederhana' sekalipun, jika dibawakan dengan tulus menjadi hal besar dan bermakna, dengan berlandaskan kebenaran.
Ketulusan yang muncul dari kejujuran hati dan nilai-nilai kebajikan, itulah yang membekas di hati. Tersimpan bersama lembar waktu yang melewati, di hati kita semua yang mawas diri dan ingin memperbaiki diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H