Kita sedang prihatin melihat indeks pembangunan pemuda (IPP) yang mengalami penurunan terutama dalam domain pendidikan, kesempatan kerja atau berusaha, dan kesehatan.
Data demografi Indonesia menunjukan bahwa jumlah pemuda di Indonesia sesuai dengan UU tentang kepemudaan dengan rentang usia antara 16-30 tahun, berjumlah 24,5 persen dari total penduduk Indonesia.
Kini banyak kaum muda yang frustrasi karena terbatasnya ruang kreativitas untuk mengembangkan talentanya. Ada tiga karakter dan kapasitas yang perlu dikapitalisasi setiap generasi muda untuk memenangi perang talenta yang berkecamuk dalam tataran global.
Pertama, diperlukan generasi muda yang memiliki kualitas integritas dan kepribadian yang ulet. Kedua, kapasitas intelektual dan daya kreativitas yang yang terus diperbarui. Ketiga, karakter kepemimpinan yang peduli sosial dan profesional dibidangnya.
Dengan adanya Kementerian Talenta, maka urusan bakat warga bangsa bisa dikelola lebih efektif. Lebih terarah dan cepat berbuah dibandingkan jika masalah bakat dikelola oleh beberapa Kementerian yang selama ini bekerja setengah hati. Kementerian Talenta perlu merombak Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional yang selama ini eksistensinya kurang darah.
Kementerian Talenta perlu mengambil alih manajemen bakat dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud Ristek RI) yang hingga kini belum efektif mengembangkan berbagai bentuk kompetisi sebagai bagian dari manajemen talenta, penguatan karakter, inspirasi prestasi dan keunggulan SDM muda.
Keberhasilan MTN dapat mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus mengangkat derajat daya saing bangsa di kancah global.
Berdasarkan Global Innovation Index pada 2021, Indonesia meraih peringkat 87 dari total 132 negara. Critical mass talenta riset dan inovasi Indonesia masih terbatas dan belum banyak menghasilkan output riset yang signifikan.
Saat ini hanya 58 Warga Negara Indonesia (WNI) terdaftar dalam Top 2 Percent World Ranking Scientists, sementara Malaysia berhasil menorehkan hingga 388 nama peneliti.
Berdasarkan data Puspresnas, dari 52 juta milenial yang eligible untuk mengikuti berbagai ajang di satuan pendidikan terdapat 1,9 juta peserta ajang talenta/prestasi di tingkat kabupaten/kota. Seiring dengan meningkatnya tahapan kompetisi, jumlah talenta yang lolos hingga prestasi puncak tingkat dunia hanya sebanyak 244 orang (0,01 persen).