Dampak Panopticon dalam MasyarakatKonsep Panopticon memiliki implikasi yang luas dalam masyarakat modern. Dalam era digital dan kemajuan teknologi, bentuk-bentuk pengawasan semakin berkembang dan meresap ke dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, pengawasan melalui kamera CCTV di tempat umum, pengawasan online melalui media sosial, dan praktik pengawasan pemerintah terhadap komunikasi pribadi. Semua ini mencerminkan prinsip dasar Panopticon, di mana individu-individu merasa terus-menerus terpantau dan menjadi lebih cenderung mematuhi norma dan aturan yang ditetapkan oleh masyarakat.
Kritik terhadap PanopticonMeskipun Panopticon sering kali dianggap sebagai instrumen efektif untuk menjaga keamanan dan ketaatan, ia juga dikritik karena potensi penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran privasi. Konsep pengawasan yang konstan dan meresap dapat menciptakan atmosfer ketakutan dan kecemasan yang berdampak negatif terhadap kesejahteraan mental individu. Selain itu, dalam konteks masyarakat yang demokratis, perlindungan privasi dan kebebasan individu menjadi pertimbangan penting dalam menerapkan prinsip-prinsip Panopticon.
KesimpulanPanopticon, konsep arsitektur yang diciptakan oleh Jeremy Bentham, menggabungkan elemen psikologi dan arsitektur untuk menciptakan sistem pengawasan yang efektif. Dalam kasus penjara, misalnya, Panopticon dapat mempengaruhi perilaku tahanan dengan membuat mereka merasa terus-menerus terpantau. Namun, penggunaan dan penerapan Panopticon juga harus diimbangi dengan pertimbangan etika, privasi, dan kebebasan individu. Dalam era digital yang terus berkembang, penting untuk mempertimbangkan dampak dan konsekuensi dari pengawasan yang meluas dalam masyarakat.
KEJAHATAN STRUKTURAL GIDDENS ANTHONY\
Siapa itu Giddens Anthony?Â
Anthony Giddens adalah seorang sosiolog terkemuka asal Inggris. Lahir pada tanggal 18 Januari 1938 di London, Giddens dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam teori sosial kontemporer. Ia telah membuat kontribusi penting dalam bidang sosiologi, teori sosial, dan studi kehidupan modern.
Giddens meraih gelar sarjana dalam bidang Sosiologi di University of Hull dan melanjutkan studinya di London School of Economics (LSE) di mana ia memperoleh gelar Ph.D. pada tahun 1961. Setelah itu, ia menjadi dosen di LSE dan pada tahun 1971, ia diangkat menjadi profesor sosiologi di University of Cambridge. Giddens kemudian menjadi Direktur London School of Economics pada tahun 1997 hingga 2003.
Salah satu kontribusi utama Giddens dalam sosiologi adalah teori sosial yang dikenal sebagai "strukturasi". Teori ini menggabungkan pandangan struktural dan agensi dalam memahami interaksi sosial. Giddens berpendapat bahwa struktur sosial dan tindakan individu saling terkait dan saling mempengaruhi dalam proses sosial. Dalam pandangan Giddens, agensi individu memiliki peran yang penting dalam membentuk dan membentuk struktur sosial, sementara struktur sosial juga membatasi dan mempengaruhi tindakan individu.
Giddens juga dikenal karena konsep "modernitas reflektif" yang diajukannya. Konsep ini mengacu pada perubahan sosial dan budaya yang terjadi dalam masyarakat modern. Menurut Giddens, modernitas reflektif melibatkan transisi dari masyarakat tradisional yang diatur oleh nilai-nilai tetap dan rutinitas yang kaku, menuju masyarakat yang lebih terbuka, reflektif, dan cenderung untuk meragukan nilai-nilai yang ada. Dalam konteks modernitas reflektif, individu memiliki tugas untuk mengelola dan membuat pilihan dalam kehidupan mereka sendiri.
Karya-karya Giddens yang terkenal antara lain "The Constitution of Society" (1984), "Modernidad e identidad del yo: el yo y la sociedad en la época contemporánea" (1991), dan "The Third Way: The Renewal of Social Democracy" (1998). Ia telah memberikan kontribusi besar terhadap pemikiran sosial kontemporer dan teori sosial, serta pengaruhnya dapat ditemukan dalam berbagai bidang ilmu sosial.
Apa itu struktural? (What)