Mohon tunggu...
Nurrahman Rivansa
Nurrahman Rivansa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Mercu Buana - Teknik Informatika - Nurrahman Rivansa - 41520010104 - Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG

Mahasiswa Universitas Mercu Buana - Teknik Informatika - Nurrahman Rivansa - 41520010104 - Dosen Pengampu : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak,CA,CIBV,CIBV, CIBG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aplikasi Pemikiran Panopticon Jeremy Bentham dan Kejahatan Struktural Giddens Anthony

28 Mei 2023   22:27 Diperbarui: 29 Mei 2023   07:53 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Implikasi dalam Masyarakat Modern: Meskipun Panopticon dikembangkan pada abad ke-18, konsep ini masih relevan dalam masyarakat modern. Dalam era digital dan kemajuan teknologi, bentuk-bentuk pengawasan semakin berkembang dan meresap ke dalam kehidupan sehari-hari. Panopticon mencerminkan tantangan dan pertimbangan yang terkait dengan privasi, kontrol sosial, dan perlindungan hak individu dalam konteks masyarakat yang terus terhubung.

  • Diskusi Etika dan Kebebasan: Panopticon memicu diskusi yang menarik tentang etika pengawasan, privasi, dan kebebasan individu. Konsep ini menantang batasan antara perlindungan masyarakat dan hak-hak individu. Menggali konsep Panopticon membantu kita mempertanyakan dan memahami bagaimana pengawasan dan kontrol dapat mempengaruhi kehidupan kita serta implikasi etis yang terkait.

  • Bentham percaya bahwa dengan menggunakan desain arsitektur yang tertentu, individu-individu dapat diawasi secara konstan tanpa mereka menyadari kapan atau di mana pengawasan terjadi. Dalam sistem ini, pengawas berada di pusat bangunan dan memiliki pandangan yang meluas ke seluruh sel atau kamar yang mengelilinginya. Sebaliknya, individu-individu yang diawasi tidak dapat melihat pengawas, sehingga mereka selalu merasa terpantau dan melakukan tindakan yang dianggap diharapkan oleh pengawas.

    Dalam keseluruhan, daya tarik Panopticon terletak pada keterkaitannya dengan arsitektur, psikologi, pengaruh sosial, dan pertanyaan etika yang mempengaruhi bagaimana kita memahami pengawasan dan kontrol dalam masyarakat.

    Kenapa banyak yang tidak suka dengan panopticon ? 

    canva
    canva

    Banyak orang yang tidak setuju dengan konsep Panopticon karena menganggapnya memiliki beberapa masalah dan implikasi yang kontroversial. Berikut adalah beberapa alasan mengapa banyak yang tidak setuju dengan Panopticon:

    1. Pelanggaran Privasi: Konsep Panopticon melibatkan pengawasan yang konstan dan meresap, yang dapat melanggar hak privasi individu. Pengawasan yang terus-menerus tanpa adanya batasan dapat menciptakan kecemasan dan kekhawatiran akan penggunaan yang salah dari informasi pribadi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau institusi yang berkuasa.

    2. Penindasan dan Kontrol Sosial yang Berlebihan: Implementasi Panopticon yang ekstensif dapat menciptakan atmosfer kontrol sosial yang berlebihan. Individu merasa terus-menerus terawasi dan ditekan untuk mematuhi norma dan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah atau institusi yang berkuasa, tanpa ada ruang untuk ekspresi diri dan kebebasan individu.

    3. Potensi Penyalahgunaan Kekuasaan: Konsep Panopticon memberikan kekuasaan yang besar kepada mereka yang berada dalam posisi pengawasan. Potensi penyalahgunaan kekuasaan, manipulasi, dan kontrol terhadap individu atau kelompok tertentu menjadi kekhawatiran utama. Hal ini dapat mengarah pada ketidakadilan, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia.

    4. Penghambatan Kreativitas dan Inovasi: Pengawasan yang konstan dan atmosfer Panopticon dapat menghambat kreativitas dan inovasi. Rasa takut dan perasaan terpantau yang terus-menerus dapat membuat individu merasa terkekang dalam melakukan eksplorasi ide baru dan berani berpikir di luar batasan yang ditetapkan.

    5. HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      5. 5
      6. 6
      7. 7
      8. 8
      9. 9
      10. 10
      11. 11
      12. 12
      13. 13
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun