Mohon tunggu...
RiuhRendahCeritaPersahabatan
RiuhRendahCeritaPersahabatan Mohon Tunggu... Freelancer - A Story-Telling

Tidak ada cerita seriuh cerita persahabatan (dan percintaan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Natal, Bawalah (Setangkai) Mawar itu Pergi

19 Desember 2017   20:42 Diperbarui: 19 Desember 2017   20:44 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" ... Jauh-jauh dari Jakarta cuma mau meledek teman lamamu ini ya? Aku menikah tua deh, Jo. Kalaupun nggak bisa, ya menikah dengan karirku saja," kilah Amanda.

Amanda, pertengahan2013 .....

Aku tidak memperhatikan betul, apakah Jonathan yang menyodorkan mawar merah itu atau orang lain. Malam minggu itu aku dan beberapa orang kawan sedang bersantai setelah mengikuti workshop seharian di Wisma Kana, Megamendung, Bogor. Lagu milik Emilia Contessa "Setangkai Anggrek Bulan" mengalun dari bibir si Panda, pemuda Batak yang suaranya amat lantang. 

Jujur saja, lagu melankolik ini kurang cocok dinyanyikan olehnya. Sampai lagu itu usai, aku masih terus menyimaknya. Bukan karena lagu itu semata-mata, tapi karena mencoba berdamai dengan ketidakcocokan suara lantang Panda dan jenis lagu mendayu-dayu yang dia nyanyikan itu.

Karena itu, aku tidak memperhatikan Jonathankah atau orang lain yang dengan malu-mau menyerahkan setangkai mawar itu ke hadapanku.Tampaknya memang Jonathan. Ya Tuhan, sampaikan maafku padanya. Pikiranku sedang kalut sebenarnya. Pada Papa yang sedang terbaring lemah menghadapi penyakit levernya nun jauh di sana. Aku tersanjung dengan mawar merah itu. Tidak sempat kuambil karena kemudian ia menariknya kembali.

Maafkan aku Jo...

Keping hati Jonathan, September 2014

Aku paling benci lagu "Tak bisa ke lain hati"nya Kla Project. Sebab, lagu ini terang-terangan menghina perasaanku. Orang yang kepadanya aku tak bisa berpindah hati itu akan pergi dari kota ini. Manda, sahabatku tersayang bulan lalu memberitahu kami akan pulang kampung. Setelah papanya meninggal, Manda meneruskan usaha yang dirintis oleh mendiang ayahnya itu.

Sampai enam tahun sejak mengenal Manda, aku belum sempat mengungkapkan perasaanku. Sejak bertemu perempuan tomboy ini, aku sudah naksir dia. Hanya saja, belum bisa langsung kuutarakan. Waktu itu aku masih jadi anak baru di sini. Sebagai juniornya, aku bakalan dianggap kurang ajar kalau belum apa-apa sudah 'nembak' orang lama. Lagipula waktu itu fans si Amanda banyak sekali. Aku sering merasa sakit hati diam-diam. Hanya karena dia sangat ramah kepadaku, perasaan sakit itu jadi terobati.

Tapi saking gengsinya, aku keenakan menunda-nunda. Amanda pun tampaknya santai-santai saja. Pikirku, masih banyak waktu. Aku sendiri heran, kenapa ya? Sampai kemudian kami mendengar bahwa sakit yang diderita ayahnya membuat beliau meninggal. Menurut Siska, Amanda amat terpukul dengan kepergian ayahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun