Mohon tunggu...
RiuhRendahCeritaPersahabatan
RiuhRendahCeritaPersahabatan Mohon Tunggu... Freelancer - A Story-Telling

Tidak ada cerita seriuh cerita persahabatan (dan percintaan)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Natal, Bawalah (Setangkai) Mawar itu Pergi

19 Desember 2017   20:42 Diperbarui: 19 Desember 2017   20:44 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hai, Jo .... " sapa Amanda.

"Hai kak Manda, apa kabar?" Jonathan segera menjabat tangan Amanda kuat-kuat.

Lalu keduanya larut dalam obrolan hangat seputar bagaimana perjalanan Jonathan dan kegiatan masing-masing. Sambil belasan kamera menjepret ke sana kemari, Amanda dan Jonathan meneruskan percakapan mereka.

"Jadi, sekarang kamu Dirut ya?" tanya Jo, mengomentari perusahaan milik mendiang ayah Amanda.

"Hahaha... bisa aja. Perusahaan kecil kok."

"Nggak kebayang deh kalau akhirnya kamu yang meneruskan usaha Papa kamu. Itukah yang membuat kamu kabur dari Jakarta?"

"Ah, jangan gitu dong Jo. Kabur demi kebaikan, hehe. Kalau bukan aku, siapa lagi? Dua adikku tidak mau terlibat dalam pengelolaan perusahaan kami. Mereka maunya melangang buana ke mancanegara."

'Jadinya kamu belajar banyak ya ketika harus menjalanlan roda perusahaan. Setahuku, kamu itu kan anak rumahan banget. Kerja juga senangnya di belakang meja,"

"Yaaaah, kalo kepepet, biasanya orang jadi bia cepat belajar.  Perusaahanku sudah bersetifikat green lho. Para pekerjanya juga sebagian besar penduduk di sini, " Amanda berpromosi  alias pamer. Hmmm...

"Bagus dong... itu artinya kamu sangat total menjalankan perusahana ya. Pantas, kamu kamu tidak kawin-kawin juga. Setelah berbicara begitu, Jonathan langsung pura-pura sibuk dengan posenya berfoto. Beberapa kamera masih menjepret mereka.

"Eitsss .. nggak enak buntutnya. Sebel banget deh, datang jauh-jauh dari Jakarta cuma mau meledek teman lamamu ini ya? Aku menikah tua deh, Jo. Kalaupun nggak bisa, ya menikah dengan karirku saja," kilah Amanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun