Mohon tunggu...
Risye Kumaladewi NM
Risye Kumaladewi NM Mohon Tunggu... Guru - Menulis adalah bagian dari cinta.

Pecinta senandika dan penyuka petrichor.

Selanjutnya

Tutup

Life Hack

Membangun Cerpen Lebih Mudah

26 Juni 2021   04:33 Diperbarui: 26 Juni 2021   06:28 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kompas.com

Apa sih cerpen itu?

Cerpen adalah singkatan dari cerita pendek; cerita yang hanya dalam sekali waktu beres membacanya. Karena sekali waktu itu tentu cerpen tidak memiliki sambungan cerita, jika ada sambungan itu namanya cerbung (cerita bersambung).

Gampang dong buat cerpen? Gampang-gampang susah.

Sebelumnya kamu harus tahu lebih dalam dulu apa itu cerpen selain definisi di atas.

Ada beberapa karakteristik cerpen, seperti tulisan singkat dan padat, minimal ditulis 3 halaman, hanya menceritakan intisari permasalahan, menceritakan sebuah konflik yang dialami oleh tokoh hingga menemukan penyelasaian, pesa atau amanat.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat atau mengolah cerpen.

1. Ide / Tema

Dalam mencari ide atau menentukan tema banyak sekali caranya. Kamu bisa mencari referensi di internet, banyak membaca buku, atau dari apa yang pernah dan sedang kamu alami. Misalnya, kamu lagi punya permasalahan dalam percintaan, itu ide, itu bisa dijadikan tema, berarti temanya percintaan. Lalu, dikembangkan lagi tema percintaannya, menceritakan tentang apa? Penolakan? Cinta dalam diam? Cinta sendiri? Cinta segitiga? Poligami? Perselingkuhan? Atau cinta-cinta yang lainnya.

2. Alur

Kamu bisa menentukan ingin memakai alur apa, maju, mundur, atau maju mundur yang nggak pakai syantik? Untuk menentukan atau membuat alur, agar alur ceritamu terjaga tidak belok ke kanan dan kiri lebih baik menulisnya (usahakan) langsung pada saat itu juga. Jangan dibiarkan esok, nanti bisa-bisa berubah alurnya, kecuali kalau kamu konsisten dalam mempertahankan alur.

3. Penokohan

Nah, dalam penokohan kamu bisa bebas--sebebas-bebasnya menentukan nama dan watak. Dalam penggambaran penokohan kamu bisa menceritakan secara langsung karakter dan sifat tokoh, misalnya langsung menggambarkan fisiknya. Kamu juga bisa menggambarkan karakter dan sifat tokoh dengan menggambarkan dari perilakunya, lingkungannya, dan pemikirannya.

Ada pula jenis-jenis tokoh: protagonis, antagonis, dan tritagonis.

4. Latar

Kamu juga harus tentukan latar yang meliputi waktu, tempat, dan suasana. Fungsi dari latar untuk memperkuat sebuah cerita. Contoh, kamu mengisahkan kehidupan mahasiswa tapi tidak diceritakan kampusnya atau minimal ruang kelas, kira-kira cerita kamu bakal kuat nggak?

5. Judul yang Menarik

Judul yang menarik itu tak harus yang aneh-aneh.

"Anakku Kekasih Suamiku yang Dulu Sempat Menikah dengan Sepupuku"

Tidak harus seperti itu. Bisa juga cukup satu kata saja.

"Rumit" (nanti orang-orang akan bertanya-tanya apanya yang rumit?)

"Dia" (dia itu siapa?)

"Indah" (apa yang indah?)

"Cinta" (ada apa dengan cinta?)

6. Sudut Pandang / Point of View (PoV)

Ini juga perlu diperhatikan. Karena ini masuk intrinsik cerpen. Kamu bisa memilih sudut pandang mana yang ingin kamu gunakan. Sebetulnya sudut pandang itu ada tiga, hanya yang sering digunakan adalah PoV 1 dan PoV 3.

PoV 1 menggunakan kata ganti "aku". Bisa sebagai pemeran utama atau pengamat.


PoV 3 menggunakan kata ganti "dia". Bisa sebagai pemeran utama serba tahu atau pengamat.

7. Kerangka Cerita

Kerangka cerita sebetulnya memudahkan kamu dalam menulis cerita, apa pun itu jenis ceritanya. Dalam kerangka cerita kamu bisa mencatat apa saja yang akan kamu tulis dalam cerita tersebut, seperti tokoh-tokoh apa yang ingin dimasukan dalam cerita, sampai bagaimana opening (pengenalan), klimaks, dan penyelesaian (ending) dalam ceritamu. Tuliskan semuanya agar tidak lupa dan tepat pada alurnya.

8. Pesan / Amanat

Sebetulnya bukan hanya dalam cerpen saja pesan atau amanat ini dibutuhkan. Dalam cerita apa pun. Baiknya pesan atau amanat disampaikan penulis secara tersirat bukan tersurat.

9. Editing

Kamu bisa melakukan pengeditan sendiri. Tujuannya untuk mengecek kembali apakah ada typo atau kesalahan dalam alur cerita yang kamu tulis.

10. Yakin dan Percaya Diri

Terakhir, kamu harus yakin dan percaya diri dengan apa yang kamu tulis. Kalau kamu tidak percaya dengan karyamu sendiri, bagaimana orang lain akan percaya dengan karyamu?

Sedikit masukan, ketika menulis usahakan tidak membaca apa yang sudah kamu tulis sebelum tulisanmu benar-benar selesai. Cara itu membantumu agar hemat waktu dan menjaga kefokusanmu.

Membangun cerpen itu mudah, bukan? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun