"Iya. Disini masih kental guna-guna, santet, yaa.. semacam itu lah. Jadi, Neng harus hati-hati!"
Aku mengangguk, tapi ada yang masih aku belum mengerti.Â
"Ohhh.. iya... iya... Tapi, Kak! maksudnya orang baik diracun itu gimana ya?", tanyaku penasaran.Â
"Betul, Neng. Disini, kalau kita terlalu baik sama orang, justru malah kita yang diracun. Beta punya bapak hampir diracun juga. Tapi puji Tuhan, Tuhan masih lindungi beta pu bapak.", Kak Elen membenarkan.Â
"Hoo...gitu kak?" jawabku datar. Pandanganku menerawang. Membayangkan apa yang disampaikan Kak Diah dan Kak Elen barusan. Â
Orang baik diracun? Hmmm.....Â
***
"Kamu denger kan tadi Kak Diah sama Kak Elen bilang apa? ", tanyaku pada Farah.Â
Hari sudah malam. Gelap. Dingin. Sunyi di penginapan. Lampu 10 Watt di kamar ini menghangatkan suasana. Â
"Iya, kok serem ya?"Â
"Mana tempat tugasmu jauh pula, Far? Ga ada listrik, ga ada sinyal. "