Pada waktu ini, penulis menyatakan dirinya sudah tenang. Dia mulai kembali menghadap ke layar laptop untung melanjutkan tulisannya yang sebenarnya tidak ada juga tulisan yang dilanjutkan karena belum ada gagasannya. Setidaknya dia sudah mengawali dengan hal-hal baik, maka nantinya ide itu akan datang dengan baik-baik. Harapannya.Â
Sudah tidak ada jalan lain, sekarang, dia benar-benar harus menulis sesuatu. Hanya tersisa 5 jam 45 menit. Wow! Cerita apa yang harus ditulis dalam waktu sesingkat itu. Penulis masih terpikirkan terkait keresahan apa yang harus ditulis.Â
Keresahan terhadap negara? Tidak mungkin, itu terlalu pelik, malah nanti akan menjadi buku sejarah.Â
Keresahan terhadap kehidupan sosial? Sepertinya tidak, penulis pun hidupnya tidak bisa bersosialisasi.Â
Keresan terhadap ekonomi? Tidak menarik! Ekonomi tidak pernah memuaskan hidupnya, nanti cerita tersebut hanya memiliki ending yang menyebalkan.Â
Keresahan terhadap cinta? Bahkan, dia merasakan cinta terakhir saat kuliah, setelah itu tidak ingin mencoba kembali.Â
Keresahan terhadap diri sendiri? Bisa jadi, tetapi apa? Pekerjaan? Dia hanya seorang penulis biasa yang sekarang merasa dirinya bukan penulis karena dia bahkan tidak dapat menulis sebuah cerita. Itulah keresahan yang ia rasakan terhadap dirinya sendiri. Penulis tersadarkan keresahan yang bisa ia ceritakan adalah keresahan yang sekarang ia rasakan. Semua prosesnya, mulai dari memikirkan kisah cinta yang tidak jadi ditulis, teman kecilnya yang tidak tahu diri, dan semuanya dari pukul 01.00 sampai sekarang. Kini, penulis tersenyum sumringah. Semua keresahan memang harus ditulis.Â
18.30Â
Menyalakan rokok satu batang. Menyeruput dua teguk kopi. Mulai menulis.Â
23.58
Selesai. Kirim.Â