"Tapi Bun.."
"Enggak!, Bunda sudah bilang enggak ya enggak!" Sambung Bunda Nirmala. Wajah Pandhu berubah murung. Seumur hidupnya tinggal di panti, tak pernah Pandhu melihat Bunda Nirmala sampai semarah ini.
"Pandhu..., lihat sini... dengerin Bunda" Bunda Nirmala menggenggam tangan Pandhu lembut sambil menatap dalam mata Pandhu.
"Bunda enggak mau kalau Pandhu sakit, titik. Bunda sayang Pandhu, adik-adik di sini sayang Pandhu. Kita enggak mau kalau ada sesuatu yang terjadi sama Pandhu" Pandhu hanya terdiam menunduk mendengar ucapan itu. Ia mengerti situasinya, namun batinnya sulit menerimanya.
"Bunda tahu kok, kamu... jadi kuli bangunan kan? Di kontruksi gedung didekat pasar" Ucap Bunda Nirmala sedikit ragu.
"Gimana Bunda bisa tahu?!" Kaget Pandhu.
"Bunda mau kamu berhenti kerja disana!"
"Tapi.."
"Enggak ada tapi!"
Malam itu Pandhu diceramahi habis-habisan. Bunda Nirmala bilang Pandhu tidak usah bekerja karena biaya hidupnya sudah dijamin oleh donatur. Usaha susu jagung Pandhu juga terancam berhenti.Â
Bunda Nirmala tak lagi mengizinkan Pandhu memproduksi susu jagung di dapur panti. Katanya agar Pandhu bisa berhenti total dari pekerjaannya dan beristirahat cukup.